Manajemen Konflik: Pengertian dan Fungsi

manajemen konflik

manajemen konflik

Manajemen konflik adalah proses yang digunakan untuk mengatasi dan mengatur konflik yang terjadi dalam bisnis atau organisasi. Konflik adalah hal yang rawan terjadi di dunia bisnis karena persaingan yang ketat. Namun, konflik dapat diminimalisir dan dicegah dengan mengimplementasikan manajemen konflik yang baik. Ini penting untuk mengelola konflik agar tidak menyebabkan perpecahan, permusuhan, dan persaingan yang tidak sehat serta mempengaruhi produktivitas. Manajemen konflik juga digunakan untuk menyelesaikan konflik dan menyatukan kembali berbagai pihak melalui solusi yang sesuai.

Baca juga: Akibat Tidak Memiliki Dasar Negara

Manajemen konflik juga melibatkan proses identifikasi masalah yang mendasar, menganalisis konflik, mencari solusi, dan menerapkan tindakan yang tepat untuk mengatasi konflik. Manajer harus memiliki keterampilan komunikasi yang baik dan juga kemampuan untuk mengelola perbedaan pendapat dan perspektif yang berbeda. Selain itu, manajer juga harus memiliki kemampuan untuk mengelola emosi dan mengambil keputusan yang tepat dalam situasi yang sulit.

Baca juga: Leadership style types: The importance of organizational culture and change managemen

Manajemen konflik juga dapat dilakukan dengan berbagai cara, seperti konfrontasi, mediasi, atau negosiasi. Konfrontasi adalah cara untuk mengatasi konflik dengan mengatakan apa yang kita inginkan dan mengambil tindakan yang diperlukan untuk mencapainya. Mediasi adalah cara untuk mengatasi konflik dengan mencari solusi yang diterima oleh semua pihak. Negosiasi adalah cara untuk mengatasi konflik dengan mencari kompromi yang diterima oleh semua pihak.

Baca juga: Optimisasi Rantai Pasokan Hijau dengan Teknologi IoT

Pengertian Manajemen Konflik

Menyadur dari situs bams, manajemen konflik berasal dari bahasa Inggris, yaitu dari kata “management” yang berarti pengelolaan dan “conflict” yang berarti konflik. Jadi, istilah “manajemen konflik” secara harfiah berarti pengelolaan konflik. Istilah ini digunakan dalam bidang bisnis, manajemen organisasi, dan ilmu sosial lainnya untuk mengacu pada proses mengelola atau mengatasi perbedaan pendapat atau persepsi yang terjadi dalam sebuah organisasi atau bisnis.

Baca juga: IoT dalam Industri Otomatisasi

Menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia

Menurut KBBI, manajemen adalah proses atau tindakan mengatur, mengendalikan, merencanakan, memimpin, dan mengkoordinasikan sumber daya (manusia, uang, bahan, mesin, dll) dalam rangka mencapai tujuan yang telah ditetapkan. Sedangkan, konflik adalah perbedaan pendapat, persepsi, atau kepentingan yang menimbulkan perasaan tidak sepakat, saling menentang, atau bentrok. Jadi, dapat diartikan sebagai proses mengatur atau mengendalikan perbedaan pendapat, persepsi, atau kepentingan yang menimbulkan perasaan tidak sepakat atau bentrok dalam rangka mencapai tujuan yang telah ditetapkan.

Baca juga: WA GB Versi Terbaru

Menurut Para Ahli

Menurut para ahli, manajemen konflik adalah proses yang digunakan untuk mengatasi dan mengelola konflik yang terjadi dalam organisasi atau bisnis. Ada beberapa pengertian yang dikemukakan oleh para ahli:

Thomas (1976)

Menurut Thomas, manajemen konflik adalah proses mengidentifikasi, menganalisis, dan mengatasi konflik yang terjadi dalam organisasi. Dalam pandangan Thomas, manajemen konflik meliputi lima tahap, yaitu pengenalan, analisis, pembuatan keputusan, implementasi, dan evaluasi. Pada tahap pengenalan, manajer harus dapat mengidentifikasi sumber-sumber konflik yang ada dalam organisasi. Pada tahap analisis, manajer harus dapat menganalisis konflik yang ada dan menentukan dampak yang ditimbulkan oleh konflik tersebut. Pada tahap pembuatan keputusan, manajer harus dapat menentukan tindakan yang akan diambil untuk mengatasi konflik. Pada tahap implementasi, manajer harus dapat mengeksekusi tindakan yang telah ditentukan dan melakukan perubahan yang diperlukan. Pada tahap evaluasi, manajer harus dapat mengevaluasi hasil dari tindakan yang telah diambil dan melakukan perbaikan sesuai dengan kebutuhan.

M. Afzalur Rahim (1986)

Menurut M. Afzalur Rahim (1986), manajemen konflik adalah proses yang digunakan untuk mengatasi konflik yang terjadi antara dua atau lebih pihak. Dalam pandangan Rahim, manajemen konflik meliputi tiga tahap, yaitu pengenalan, analisis, dan penyelesaian. Pada tahap pengenalan, manajer harus dapat mengidentifikasi sumber-sumber konflik yang ada dalam organisasi. Pada tahap analisis, manajer harus dapat menganalisis konflik yang ada dan menentukan dampak yang ditimbulkan oleh konflik tersebut. Pada tahap penyelesaian, manajer harus dapat menentukan tindakan yang akan diambil untuk mengatasi konflik dan mengeksekusi tindakan tersebut.

Rahim menyatakan bahwa manajemen konflik dapat dilakukan dengan beberapa strategi, seperti:

  • Penghindaran: Meminimalkan atau menghindari interaksi dengan pihak yang menyebabkan konflik.
  • Kompromi: Mencari solusi yang menerima kompromi dari kedua belah pihak.
  • Penyelesaian kolaboratif: Mencari solusi yang diterima semua pihak dengan cara bekerja sama.
  • Penegasan: Mencari solusi dengan cara menegaskan keinginan dan hak masing-masing pihak.
  • Penyelesaian dengan kekuasaan: Mencari solusi dengan cara menggunakan kekuasaan atau otoritas yang dimiliki.

R.K. Khandwalla (1977)

Menurut R.K. Khandwalla (1977), manajemen konflik adalah proses yang digunakan untuk mengatasi konflik yang terjadi dalam organisasi. Dalam pandangan Khandwalla, manajemen konflik meliputi dua tahap, yaitu pengenalan dan penyelesaian. Pada tahap pengenalan, manajer harus dapat mengidentifikasi sumber-sumber konflik yang ada dalam organisasi. Pada tahap penyelesaian, manajer harus dapat menentukan tindakan yang akan diambil untuk mengatasi konflik dan mengeksekusi tindakan tersebut.

Khandwalla menyatakan bahwa manajemen konflik dapat dilakukan dengan beberapa metode, seperti:

  • Penghindaran: Meminimalkan atau menghindari interaksi dengan pihak yang menyebabkan konflik.
  • Kompromi: Mencari solusi yang menerima kompromi dari kedua belah pihak.
  • Negosiasi: Mencari solusi dengan cara bernegosiasi dengan pihak yang menyebabkan konflik.
  • Mediasi: Mencari solusi dengan bantuan pihak ketiga yang tidak terlibat dalam konflik.
  • Penegasan: Mencari solusi dengan cara menegaskan keinginan dan hak masing-masing pihak.

C.R. Mitchell, K.J. Borton, and J.W. Slocum (1978)

Menurut C.R. Mitchell, K.J. Borton, and J.W. Slocum (1978), manajemen konflik adalah proses yang digunakan untuk mengatasi konflik yang terjadi dalam organisasi. Dalam pandangan mereka, manajemen konflik meliputi enam tahap, yaitu pengenalan, analisis, pembuatan keputusan, implementasi, monitoring, dan evaluasi. Pada tahap pengenalan, manajer harus dapat mengidentifikasi sumber-sumber konflik yang ada dalam organisasi. Pada tahap analisis, manajer harus dapat menganalisis konflik yang ada dan menentukan dampak yang ditimbulkan oleh konflik tersebut. Pada tahap pembuatan keputusan, manajer harus dapat menentukan tindakan yang akan diambil untuk mengatasi konflik. Pada tahap implementasi, manajer harus dapat mengeksekusi tindakan yang telah ditentukan dan melakukan perubahan yang diperlukan. Pada tahap monitoring, manajer harus dapat mengawasi dan mengevaluasi proses yang sedang berlangsung. Pada tahap evaluasi, manajer harus dapat mengevaluasi hasil dari tindakan yang telah diambil dan melakukan perbaikan sesuai dengan kebutuhan.

Semua pengertian tersebut menyatakan bahwa manajemen konflik adalah proses yang digunakan untuk mengatasi atau mengelola konflik dengan cara yang efektif dan efisien, serta dengan menggunakan berbagai strategi dan teknik yang sesuai.

Fungsi Manajemen Konflik

Manajemen konflik memiliki beberapa fungsi utama, diantaranya:

  1. Mencegah timbulnya konflik
  2. Mengelola konflik yang sudah terjadi
  3. Menyelesaikan konflik
  4. Meningkatkan kualitas hubungan
  5. Mengembangkan keterampilan komunikasi
  6. Meningkatkan produktivitas
  7. Menjaga stabilitas organisasi
  8. Mengembangkan kemampuan negosiasi
  9. Meningkatkan kemampuan dalam mengelola emosi
  10. Membuat organisasi lebih adaptif
  11. Mengembangkan kemampuan dalam mengelola perbedaan
  12. Mengembangkan keterampilan dalam mengambil keputusan
  13. Meningkatkan kualitas pengambilan keputusan

Pentingnya Manajemen Konflik Dalam Organisasi

Manajemen konflik dalam organisasi sangat penting karena dapat membantu dalam mengelola dan mengatasi konflik yang terjadi dalam organisasi. Beberapa alasan pentingnya manajemen konflik dalam organisasi adalah:

  1. Meningkatkan produktivitas
  2. Meningkatkan kualitas hubungan
  3. Meningkatkan keterampilan komunikasi
  4. Meningkatkan kemampuan negosiasi
  5. Meningkatkan kemampuan dalam mengelola emosi
  6. Meningkatkan adaptabilitas organisasi
  7. Meningkatkan keputusan yang baik
  8. Meningkatkan kreativitas dan inovasi
  9. Meningkatkan keselamatan kerja
  10. Meningkatkan reputasi organisasi

Manajemen konflik dalam organisasi sangat penting karena dapat membantu dalam mengelola dan mengatasi konflik yang terjadi dalam organisasi. Ini dapat meningkatkan produktivitas, kualitas hubungan, keterampilan komunikasi, kemampuan negosiasi, kemampuan dalam mengelola emosi, adaptabilitas organisasi, keputusan yang baik, kreativitas dan inovasi, keselamatan kerja, dan reputasi organisasi.

Strategi Manajemen Konflik

Setelah Kita mengetahu pengertian, fungsi dan pentingnya manajemen konflik, yang tidak kalah penting adalah melakukan strategi untuk mengatasi konflik tersebut. Berikut ini startegi manajemen konflik yang dapat dilakukan:

  1. Strategi penghindaran
  2. Strategi penyelesaian
  3. Strategi kompromi
  4. Strategi kolaborasi
  5. Strategi dominasi
  6. Strategi pengalihan
  7. Strategi kompetisi
  8. Strategi adaptasi
  9. Strategi komunikasi efektif
  10. Strategi mediasi
  11. Strategi arbitrasi
  12. Strategi Negosiasi

Secara umum, strategi manajemen konflik harus dipilih sesuai dengan situasi dan kondisi konflik yang terjadi. Strategi yang digunakan harus dapat menyelesaikan konflik dengan cara yang efektif dan efisien.

Contoh manajemen Konflik

Contoh manajemen konflik dalam organisasi antara lain:

  1. Konflik antara manajer dan karyawan
  2. Konflik antar departemen
  3. Konflik dengan klien
  4. Konflik dengan mitra kerja
  5. Konflik dalam pembagian tugas
  6. Konflik dalam pembuatan keputusan
  7. Konflik dalam alokasi sumber daya
  8. Konflik dalam pengembangan karir
  9. Konflik dalam pembagian tanggung jawab

Itu hanyalah beberapa contoh dalam organisasi. Namun, perlu diingat bahwa setiap konflik yang terjadi akan memiliki kondisi dan situasi yang berbeda-beda. Oleh karena itu, manajer harus dapat mengidentifikasi sumber konflik secara tepat dan mencari solusi yang sesuai dengan kondisi dan situasi yang dihadapi. Selain itu, manajer juga harus dapat mengaplikasikan berbagai strategi, seperti strategi penghindaran, strategi penyelesaian, dan strategi pengelolaan, untuk mengatasi konflik yang terjadi.

Kesimpulan

Secara keseluruhan, manajemen konflik adalah proses yang digunakan untuk mengatasi dan mengelola konflik yang terjadi dalam organisasi atau bisnis. Fungsi antara lain mencegah timbulnya konflik, mengelola konflik yang sudah terjadi, menyelesaikan konflik, meningkatkan kualitas hubungan, mengembangkan keterampilan komunikasi, meningkatkan produktivitas, menjaga stabilitas organisasi, mengembangkan kemampuan negosiasi, meningkatkan kemampuan dalam mengelola emosi, membuat organisasi lebih adaptif, mengembangkan kemampuan dalam mengelola perbedaan, mengembangkan keterampilan dalam mengambil keputusan, dan meningkatkan kualitas pengambilan keputusan.

Referensi

Chenhall, R. H., & Morris, D. (1986). The impact of structure, environment, and interdependence on the perceived usefulness of management accounting systems. Accounting Review, 16-35.

Deutsch, M., Coleman, P. T., & Marcus, E. C. (Eds.). (2011). The handbook of conflict resolution: Theory and practice. John Wiley & Sons.

Himes, J. S. (2008). Conflict and conflict management. University of Georgia Press.

Kazan, M. K. (1997). Culture and conflict management: A theoretical framework. International Journal of Conflict Management.

Mwagiru, M. (2006). Conflict: Theory, processes and institutions of management.

Rahim, M. A. (1986). Referent role and styles of handling interpersonal conflict. The Journal of social psychology126(1), 79-86.

Thomas, K. W. (1992). Conflict and conflict management: Reflections and update. Journal of organizational behavior, 265-274.

Thomas, K. W., & Schmidt, W. H. (1976). A survey of managerial interests with respect to conflict. Academy of Management journal19(2), 315-318.

Please follow and like us:
WhatsApp
URL has been copied successfully!
Scroll to Top