Individualisme: Pengertian, Faktor, Ciri, dan Dampak

Individualisme adalah sebuah filosofi yang menekankan pada kemerdekaan individu serta kepentingan pribadi dan bertanggung jawab. Seorang individualis cenderung untuk mengejar pencapaian dan keinginan pribadinya sendiri.
Mereka menolak campur tangan dari masyarakat, negara, atau kelompok lain terhadap pilihan pribadi mereka. Oleh karena itu, individualisme menentang pandangan yang menganggap tujuan kelompok lebih penting daripada kepentingan individu, karena individu merupakan dasar dari setiap masyarakat.
Pengertian Individualisme
Ada banyak makna yang terkait dengan istilah individualisme dalam Kamus Besar Bahasa Indonesia (KBBI):
- Mengacu pada pandangan bahwa setiap manusia perlu diperhatikan secara individual, dengan kesanggupan dan kebutuhannya yang tidak boleh disamaratakan.
- Menghendaki kebebasan dalam bertindak dan dalam memilih keyakinan bagi setiap orang.
- Menempatkan hak perseorangan sebagai pentingnya, sejajar dengan kepentingan masyarakat atau negara.
- Menganggap kepribadian dan kepentingan diri sendiri lebih penting daripada orang lain.
Secara umum, individualisme adalah pandangan yang menekankan kemerdekaan dan kebebasan individu untuk bertanggung jawab atas dirinya sendiri. Individualisme menentang pandangan yang menempatkan kepentingan kelompok di atas kepentingan individu dan menolak standar moral yang dipaksakan kepada seseorang.
Seseorang yang memiliki sikap individualis biasanya tidak terlalu peduli dengan lingkungan sekitarnya dan lebih fokus pada kepentingan pribadinya. Mereka lebih memilih untuk melakukan segala hal sendiri tanpa bantuan orang lain. Sikap individualisme umumnya lebih banyak dijumpai di kalangan masyarakat perkotaan yang lebih merasakan dampak modernisasi dan globalisasi.
Baca juga: Pengertian Marketing Online dan Strategi Marketingnya
Faktor Penyebab Individualisme
Beberapa faktor penyebab terjadinya individualisme adalah sebagai berikut:
Pertumbuhan Ekonomi
Peningkatan perkembangan sosial dan ekonomi menjadi prediktor kuat dalam meningkatkan praktik dan nilai individualisme di suatu negara dari waktu ke waktu. Misalnya, persaingan di lapangan kerja yang semakin ketat, dapat membuat orang lebih peduli pada diri sendiri dan kurang memperhatikan orang lain.
Globalisasi
Perkembangan zaman dan teknologi yang semakin pesat membuat seseorang dapat melakukan segala hal melalui teknologi tanpa harus berinteraksi atau bersosialisasi secara langsung. Hal ini dapat menyebabkan kurangnya interaksi sosial dan memperkuat praktik individualisme.
Pekerjaan
Kesibukan warga kota yang tinggi dapat mengurangi perhatian mereka terhadap sesama. Namun, jika hal ini berlebihan, dapat menimbulkan sifat acuh tak acuh atau kurang memiliki toleransi sosial.
Budaya Konsumerisme
Budaya konsumerisme yang semakin meluas juga menjadi salah satu faktor penyebab terjadinya individualisme. Hal ini karena budaya konsumerisme lebih menekankan pada pemenuhan kebutuhan individual daripada kebutuhan sosial atau kebutuhan bersama.
Baca juga: Business Intelligence: Pengertian, Manfaat, dan Tahapan
Perubahan Nilai dan Norma Sosial
Perubahan nilai dan norma sosial dalam suatu masyarakat juga dapat mempengaruhi praktik individualisme. Misalnya, masyarakat yang lebih mementingkan kepentingan individu daripada kepentingan bersama.
Urbanisasi
Urbanisasi atau perkembangan kota yang semakin pesat juga dapat mempengaruhi praktik individualisme. Hal ini karena kehidupan perkotaan cenderung lebih individualis dibandingkan dengan kehidupan di pedesaan.
Pendidikan
Pendidikan juga dapat mempengaruhi praktik individualisme. Pendidikan yang lebih menekankan pada pembentukan individu yang mandiri dan independen, dapat memperkuat praktik individualisme pada individu yang mengalaminya.
Baca juga: Google Cendekia: Pencari Sumber Referensi Terpercaya
Ciri-Ciri Individualisme Positif
Berikut adalah ciri-ciri sifat individualisme yang lebih positif:
- Menunjukkan ketegasan dalam mengambil keputusan sendiri.
- Lebih mandiri dan dapat bertahan hidup dengan caranya sendiri.
- Lebih percaya diri dan berani mengambil risiko.
- Memiliki kebebasan dalam memilih hal-hal yang diinginkan tanpa terikat oleh aturan yang ada.
Namun, jika sifat individualisme tersebut digunakan secara berlebihan, maka dapat mengarah pada ciri-ciri negatif seperti yang telah disebutkan sebelumnya. Oleh karena itu, penting untuk menemukan keseimbangan yang tepat antara kebebasan individu dan kepentingan kelompok atau masyarakat.
Dampak Individualisme
Individualisme dapat memengaruhi kehidupan seseorang dengan dampak positif dan negatif. Dampak positif termasuk pengembangan kemandirian dan percaya diri dalam melakukan segala hal. Namun, dampak negatif dari individualisme dapat mengakibatkan seseorang menjadi lebih egois, kurang mampu bergaul dan bersosialisasi, serta menganggap dirinya selalu benar dan kehilangan rasa solidaritas terhadap sesama.
Dampak negatif dapat merugikan hubungan antarindividu dan bertentangan dengan nilai-nilai Pancasila yang menganjurkan gotong royong. Oleh karena itu, penting bagi setiap individu untuk memahami bahwa kepentingan individu tidak selalu berada di atas kepentingan masyarakat dan menjaga keseimbangan antara kemerdekaan pribadi dan ketergantungan sosial.
Baca juga: Doa Sesudah Sholat Dhuha Sesuai Tuntunan
Contoh Individualisme
Berikut contoh dalam kehidupan sehari-hari:
- Orang yang sibuk dengan gadgetnya di tempat umum, tanpa memperdulikan lingkungan sekitarnya dan orang-orang di sekitarnya.
- Seseorang yang tidak mau membantu ketika ada orang lain membutuhkan pertolongan, dengan alasan terlalu sibuk dengan urusannya sendiri.
- Memilih untuk tidak berpartisipasi dalam kegiatan sosial atau budaya yang diadakan oleh masyarakat setempat.
- Mengutamakan kepentingan pribadi di atas kepentingan bersama, misalnya dengan tidak mematuhi peraturan lalu lintas yang ada dan mengakibatkan gangguan bagi orang lain.
- Mengabaikan nilai kebersamaan dan gotong royong, seperti tidak membantu membersihkan lingkungan sekitar atau mengikuti kegiatan kebersamaan yang diadakan oleh masyarakat setempat.
Baca juga: Danau Kaco: Keunikan dan Legenda Rakyat Kerinci Jambi
Kesimpulan
Individualisme merupakan sebuah sikap yang menempatkan kepentingan individu di atas kepentingan kelompok atau masyarakat. Oleh karena itu, penting bagi individu untuk memahami bahwa kesuksesan individu seharusnya tidak diukur dari pengorbanan kepentingan kelompok atau masyarakat.
Referensi
- Hofstede, G. (1984). Culture’s consequences: International differences in work-related values. Sage.
- Triandis, H. C. (1995). Individualism and collectivism. Westview Press.
- Markus, H. R., & Kitayama, S. (1991). Culture and the self: Implications for cognition, emotion, and motivation. Psychological review, 98(2), 224.
- Baumeister, R. F., & Leary, M. R. (1995). The need to belong: Desire for interpersonal attachments as a fundamental human motivation. Psychological bulletin, 117(3), 497.
- Twenge, J. M. (2018). iGen: Why today’s super-connected kids are growing up less rebellious, more tolerant, less happy–and completely unprepared for adulthood–and what that means for the rest of us. Atria Books.