Stratifikasi Sosial: Pengertian, Fungsi, Sifat, dan Dampak

stratifikasi sosial

Stratifikasi sosial adalah proses pengelompokan masyarakat ke dalam berbagai lapisan tertentu. Istilah “stratifikasi” berasal dari bahasa Yunani “stratum”, yang berarti lapisan. Menurut Pitirim A. Sorokin, stratifikasi sosial dapat didefinisikan sebagai perbedaan penduduk atau masyarakat yang dibagi menjadi kelas-kelas secara bertingkat atau hierarkis, yang terdiri dari kelas tinggi dan kelas yang lebih rendah (Soekanto, 1990).

Pengertian Stratifikasi

Berikut ini penjelasan pengertian stratifikasi secara umum dan menurut para ahli

Pengertian Stratifikasi Secara Umum

Secara umum, stratifikasi sosial merupakan proses pengelompokan anggota masyarakat dengan cara vertikal atau bertingkat. Kata “stratifikasi” berasal dari kata “stratum” yang berarti lapisan, dan “sosial” yang merujuk pada masyarakat. Jadi, dapat diartikan bahwa stratifikasi sosial adalah penggolongan masyarakat ke dalam lapisan-lapisan tertentu.

Pengelompokan kelas masyarakat tersebut terjadi secara hierarki vertikal, yang menyebabkan munculnya istilah kelas sosial atas atau upper class. Kasta sosial ini terbentuk karena adanya hal-hal yang dihargai dalam masyarakat.

Baca juga: Interaksi Sosial: Pengertian, Syarat, Ciri, dan Contoh

Pengertian Stratifikasi Menurut Para Ahli

Gaetano Mosca

Gaetano Mosca, seorang sosiolog asal Italia, berpendapat bahwa pengelompokan masyarakat terkait dengan konsep kekuasaan, dimana terdapat kelompok masyarakat yang memiliki kekuasaan lebih dibandingkan dengan kelompok masyarakat lainnya.

Max Weber

Max Weber adalah seorang sosiolog dan ahli teori sosial asal Jerman yang mengemukakan beberapa konsep penting terkait dengan stratifikasi sosial. Salah satu konsep penting yang dikemukakan oleh Weber adalah kelas sosial.

Menurut Weber, kelas sosial terbentuk karena adanya kesempatan hidup yang sama dalam pasar ekonomi, yaitu kemampuan untuk memperoleh pendapatan dan kemampuan untuk memperoleh keuntungan dalam bisnis atau investasi.

Selain itu, Weber juga mengemukakan konsep status sosial, yaitu peringkat atau kedudukan seseorang dalam masyarakat berdasarkan faktor-faktor seperti pendidikan, pekerjaan, kekayaan, dan lain sebagainya. Weber berpendapat bahwa kelas sosial dan status sosial saling terkait dan membentuk bentuk-bentuk stratifikasi sosial yang kompleks.

Baca juga: Keberagaman Budaya Bangsa dan Negara Indonesia

Pitirim A. Sorokin

Sorokin mendefinisikan sebagai perbedaan penduduk atau masyarakat yang dibagi menjadi kelas-kelas secara bertingkat atau hierarkis, juga memperkenalkan istilah “mobilitas sosial” yang merujuk pada perpindahan seseorang dari satu kelas sosial ke kelas sosial yang lain, sorokin berpendapat bahwa mobilitas sosial dapat berupa vertikal atau horizontal.

Mobilitas vertikal terjadi ketika seseorang berpindah dari satu kelas sosial ke kelas sosial yang lebih tinggi atau lebih rendah, sedangkan mobilitas horizontal terjadi ketika seseorang mempertahankan kelas sosialnya, tetapi beralih ke jenis pekerjaan atau profesi yang berbeda.

Sorokin juga mengemukakan bahwa stratifikasi sosial dapat mempengaruhi perilaku dan kehidupan sosial seseorang, termasuk pola interaksi sosial dan nilai-nilai yang dianut.

Baca juga: Makna Sila ke 4 Pancasila Beserta Contohnya

Ralph Linton

Linton membagi menjadi tiga jenis yaitu stratifikasi kelas, stratifikasi kasta, dan stratifikasi elit.

  • Stratifikasi kelas

Stratifikasi kelas didasarkan pada faktor ekonomi dan memiliki perbedaan dalam hal kekayaan, pendapatan, dan status sosial.

  • Stratifikasi kasta

Stratifikasi kasta didasarkan pada faktor keagamaan atau etnis dan membentuk kelompok-kelompok yang terisolasi dalam masyarakat.

  • Stratifikasi elit

Sedangkan stratifikasi elit didasarkan pada kekuasaan dan pengaruh sosial yang dimiliki oleh kelompok elit dalam masyarakat.

Linton juga mengemukakan konsep “status aspirasi”, yaitu status sosial yang ingin dicapai oleh seseorang dan dapat mempengaruhi perilaku dan upaya-upaya mereka untuk mencapai status tersebut.

Ia berpendapat bahwa aspirasi untuk meningkatkan status sosial dapat memotivasi seseorang untuk bekerja lebih keras, belajar lebih giat, atau bahkan melakukan perpindahan kelas sosial. Linton juga menekankan pentingnya faktor-faktor budaya dan sejarah dalam membentuk stratifikasi sosial dalam masyarakat.

Baca juga: Keberagaman Indonesia: Penyebab dan Contoh

Fungsi Stratifikasi Sosial

Pengelompokan masyarakat sesuai dengan kelas sosialnya, yang disebut sebagai stratifikasi sosial, bukanlah tindakan diskriminatif. Sebaliknya, dianggap penting oleh masyarakat karena memiliki beberapa fungsi dalam kehidupan bersama. Berikut adalah penjelasan mengenai fungsi-fungsi dari stratifikasi sosial.

Apa fungsi dari stratifikasi sosial? Bukankah hal ini justru dapat memicu konflik? Tunggu dulu, stratifikasi sosial dapat membuat tatanan hidup menjadi lebih terstruktur, mari kita bahas lebih lanjut.

Bidang Ekonomi

Stratifikasi sosial memiliki beberapa fungsi dalam bidang ekonomi, antara lain:

Pembagian peran

Dapat digunakan sebagai alat pembagian peran individu di tempat kerja. Ada pemilik perusahaan, bagian HRD, bagian keuangan, bagian pemasaran, dan sebagainya. Masing-masing individu memiliki hak dan kewajiban yang berbeda-beda untuk menjalankan roda perusahaan. Hal ini disebabkan oleh perbedaan keahlian, latar belakang pendidikan, dan kompetensi yang dimiliki setiap individu.

Distribusi hak istimewa

Digunakan untuk menentukan gaji, wewenang, dan kewajiban individu di tempat kerja. Individu yang berada di posisi teratas umumnya memiliki distribusi hak istimewa yang lebih besar.

Penentu status sosial

Menunjukkan perbedaan gaya hidup dan keistimewaan yang dimiliki oleh individu. Sebagai contoh, ketika vaksin COVID-19 pertama kali tiba di Indonesia, selebriti, pejabat, dan influencer yang berada di lapisan atas mendapatkan akses lebih cepat untuk mendapatkan vaksin tersebut. Mereka juga memiliki pengaruh yang kuat untuk membujuk masyarakat agar melakukan vaksinasi.

Alat solidaritas

Berada di lapisan sosial yang sama dapat membuat hubungan antar kelompok menjadi lebih solid. Pengusaha saling bekerja sama untuk mengembangkan bisnis mereka, sementara para buruh melakukan demonstrasi untuk memperjuangkan hak hidup yang lebih baik.

Pendorong mobilitas sosial

Adanya stratifikasi dapat mendorong seseorang untuk meningkatkan taraf hidupnya. Mengenyam pendidikan dan memperoleh gaji yang besar membuat individu memiliki kesempatan untuk bergerak dari lapisan sosial yang lebih rendah ke lapisan sosial yang lebih tinggi.

Bidang Politik

Fungsi stratifikasi sosial dalam bidang politik adalah sebagai berikut:

Penentu peran dan wewenang

Membagi peran dan wewenang dalam kehidupan berpolitik. Kekuasaan dan tanggung jawab diberikan kepada mereka yang memiliki posisi atau jabatan yang lebih tinggi.

Contohnya, pemerintah memiliki peran dalam memimpin negara dan bertanggung jawab untuk menjamin kesejahteraan rakyatnya. Oleh karena itu, pemerintah memiliki hak untuk membuat kebijakan berupa undang-undang. Sedangkan kita memiliki peran untuk memberikan kritik terhadap kebijakan tersebut serta berpartisipasi dalam pemilihan umum.

Mobilitas politik

Fungsi yang kedua adalah mobilitas politik. Stratifikasi sosial mendorong individu atau kelompok untuk mengejar jabatan pemerintahan. Tujuannya adalah untuk memperoleh kekuasaan yang lebih tinggi agar dapat membantu menyalurkan aspirasi masyarakat.

Baca juga: Keberagaman Indonesia: Penyebab dan Contoh

Bidang Pendidikan

Fungsi stratifikasi sosial dalam bidang pendidikan dapat dijelaskan sebagai berikut:

Pengelompokan peserta didik

Sistem stratifikasi sosial juga berlaku dalam pendidikan, di mana siswa akan dikelompokkan berdasarkan usia dan kemampuan mereka. Mulai dari pendidikan anak usia dini (PAUD), Sekolah Dasar (SD), Sekolah Menengah Pertama (SMP), Sekolah Menengah Atas (SMA), hingga perguruan tinggi.

Motivasi untuk meningkatkan kemampuan

Tingkatan dalam sistem pendidikan mendorong siswa untuk meningkatkan prestasi akademik mereka agar dapat mencapai cita-cita mereka.

Mendorong mobilitas sosial dan kompetisi

Untuk dapat diterima di sekolah dan perguruan tinggi yang terkenal, siswa harus berusaha keras dalam belajar dan bersaing dengan siswa lainnya.

Menentukan kedudukan individu

Siswa yang memiliki pendidikan tinggi lebih dihargai dibandingkan mereka yang memiliki pendidikan rendah, terutama di daerah-daerah di mana tidak semua orang memiliki akses ke perguruan tinggi.

Sifat Stratifikasi Sosial

Setiap bentuk stratifikasi sosial memiliki sifat yang berbeda-beda, dan ketiga jenis stratifikasi tersebut mempengaruhi tingkat kebebasan individu atau anggota masyarakat dalam strata sosial yang mereka tempati.

Stratifikasi Sosial Terbuka

Stratifikasi terbuka memiliki mobilitas yang cukup besar dengan kesempatan untuk berpindah strata sosial, baik horizontal maupun vertikal. Contoh keberhasilan dari stratifikasi terbuka adalah seseorang yang berasal dari lapisan rendah dapat naik ke lapisan menengah atau teratas melalui kegigihan dan kemampuan. Kegigihan seseorang menjadi faktor penentu dalam terbentuknya dan kesempatan untuk berpindah lapisan atau tingkatan kelas.

Stratifikasi Sosial Tertutup

Stratifikasi kedua adalah tertutup dan diskriminatif sehingga sulit untuk mobilitas vertikal. Contohnya adalah sistem kasta pada agama Hindu dan sistem kasta pada kerajaan Inggris di mana status diperoleh dari garis keturunan dan hak waris ditentukan oleh status sosial.

Stratifikasi Sosial Campuran

Bentuk ketiga dari stratifikasi sosial adalah gabungan antara stratifikasi tertutup dan terbuka. Individu dapat berpindah ke lapisan sosial yang berbeda dengan cara pindah ke daerah yang lapisan sosialnya lebih terbuka. Contoh sistem kasta di Bali menunjukkan bahwa meskipun sulit berpindah kasta di daerah tersebut, individu masih bisa berpindah ke wilayah lain untuk meraih kesuksesan.

Baca juga: 5 Contoh Sikap Nasionalisme Sebagai Bangsa Indonesia

Dampak Stratifikasi Sosial

Memiliki dampak yang signifikan terhadap individu dan masyarakat secara keseluruhan. Berikut adalah beberapa dampak dari stratifikasi sosial:

  • Dapat menyebabkan ketimpangan dalam kesempatan, status, dan kekayaan antara kelompok-kelompok sosial yang berbeda. Kelompok yang memiliki posisi sosial yang lebih tinggi cenderung memiliki akses yang lebih baik ke sumber daya, peluang, dan layanan, sedangkan kelompok yang lebih rendah terbatas dalam hal ini.
  • Dapat menyebabkan diskriminasi terhadap kelompok-kelompok yang dianggap lebih rendah dalam struktur sosial. Diskriminasi ini dapat terjadi dalam bentuk perlakuan yang tidak adil, stereotip, dan bahkan kekerasan.
  • Individu yang berada pada posisi sosial yang lebih rendah dalam struktur sosial mungkin mengalami stres psikologis akibat tekanan untuk memenuhi harapan sosial dan ekonomi yang lebih tinggi. Ini dapat menyebabkan masalah kesehatan mental seperti depresi dan kecemasan.
  • Dapat mempengaruhi mobilitas sosial seseorang. Individu yang terlahir di kelompok sosial yang lebih rendah mungkin kesulitan untuk naik ke lapisan sosial yang lebih tinggi karena terbatasnya peluang dan sumber daya yang tersedia.
  • Dapat mempengaruhi tingkat solidaritas sosial di dalam masyarakat. Kelompok-kelompok sosial yang terpisah secara sosial mungkin sulit untuk merasa terhubung satu sama lain, yang dapat menghambat pembangunan kepercayaan dan kerja sama antar kelompok.

Kesimpulan

Stratifikasi sosial memiliki dampak yang signifikan terhadap kehidupan sosial dan ekonomi individu serta masyarakat. Salah satu dampaknya adalah kesenjangan sosial dan ekonomi yang tinggi antara lapisan atas dan lapisan bawah masyarakat, yang dapat menyebabkan ketidakadilan dan ketimpangan dalam akses terhadap kesempatan, sumber daya, dan kekuasaan.

Namun, stratifikasi sosial juga dapat memberikan motivasi dan dorongan bagi individu untuk berusaha dan meningkatkan status sosialnya. Hal ini dapat terjadi melalui upaya-upaya mobilitas sosial, baik horizontal maupun vertikal.

Sebagai suatu fenomena sosial, stratifikasi sosial dapat diakui sebagai suatu realitas yang ada dalam kehidupan masyarakat, namun perlu diwaspadai terhadap efek negatifnya. Oleh karena itu, perlu ada upaya-upaya untuk mengurangi kesenjangan sosial dan ekonomi, serta memberikan kesempatan yang lebih adil bagi setiap individu untuk meningkatkan status sosialnya.

Referensi

  1. Macionis, J. J., & Plummer, K. (2012). Sociology: a global introduction. Pearson Education Limited.
  2. Thompson, W. E., & Hickey, J. V. (2015). Society in focus: an introduction to sociology. Rowman & Littlefield.
  3. Andersen, M. L., & Taylor, H. F. (2017). Sociology: the essentials. Cengage Learning.
  4. Collins, R. (1998). The sociology of philosophies: a global theory of intellectual change. Harvard University Press.
  5. Tumin, M. M. (1953). Some principles of stratification: a critical analysis. American Sociological Review, 18(4), 387-394.
Please follow and like us:
Scroll to Top