Apa itu Kabel Straight? Urutan, Kelebihan dan Kekurangan

Kabel Straight

Kabel Straight – Dalam dunia jaringan komputer, kabel adalah komponen vital yang menentukan kualitas koneksi. Salah satu jenis kabel yang paling sering digunakan adalah kabel straight, terutama dalam jaringan Local Area Network (LAN). Kabel ini menjadi standar untuk menghubungkan perangkat berbeda, seperti komputer ke switch atau router ke modem. Tapi, tahukah kamu bahwa urutan warna kabel straight tidak boleh asal pasang? bila salah susunan, koneksi jaringan bisa gagal total.

Apa Itu Kabel Straight?

Kabel straight, atau sering disebut straight-through cable, adalah jenis kabel Unshielded Twisted Pair (UTP) yang memiliki urutan warna identik pada kedua ujung konektor RJ-45. Artinya, bila membuka kedua ujung kabel, susunan kabel putih-oranye, oranye, putih-hijau, dan seterusnya harus sama persis.

Menurut Purbawanto (2020), dalam bukunya Media Transmisi Telekomunikasi, kabel straight adalah:

“Suatu sistem pengkabelan yang mana antara konektor ujung satunya dengan konektor ujung lainnya mempunyai urutan warna yang sama.” (Purbawanto, 2020)

Kabel ini digunakan untuk menghubungkan perangkat dengan fungsi berbeda, seperti:

  • Komputer → Switch/Hub
  • Switch → Router
  • Router → Modem
  • Komputer → Port LAN modem

Bila kamu menggunakan kabel tersebut untuk menghubungkan dua komputer secara langsung, koneksi tidak akan bekerja. Kenapa? Karena diperlukan kabel crossover yang memiliki susunan berbeda.

Standar Pengkabelan TIA/EIA-568A dan TIA/EIA-568B

Terdapat dua standar internasional yang mengatur urutan warna kabel straight:

1. Standar TIA/EIA-568A

Standar ini kurang populer tetapi masih digunakan di beberapa negara. Urutan warnanya adalah:

  • Putih hijau
  • Hijau
  • Putih oranye
  • Biru
  • Putih biru
  • Oranye
  • Putih coklat
  • Coklat

2. Standar TIA/EIA-568B (Paling Umum Digunakan)

Ini adalah standar yang paling banyak dipakai di seluruh dunia, termasuk Indonesia. Urutannya:

  • Putih oranye
  • Oranye
  • Putih hijau
  • Biru
  • Putih biru
  • Hijau
  • Putih coklat
  • Coklat

Menurut Cisco Networking Academy (2021), standar TIA/EIA-568B lebih direkomendasikan karena kompatibilitasnya yang lebih luas dengan perangkat jaringan modern.

“Kabel straight dengan standar TIA/EIA-568B telah menjadi pilihan utama dalam instalasi LAN karena konsistensi dan dukungan perangkat yang lebih baik.” (Cisco, 2021)

Urutan Kabel Straight yang Benar

Berikut adalah tabel perbandingan urutan kabel straight pada kedua standar:

PinTIA/EIA-568ATIA/EIA-568B
1Putih hijauPutih oranye
2HijauOranye
3Putih oranyePutih hijau
4BiruBiru
5Putih biruPutih biru
6OranyeHijau
7Putih coklatPutih coklat
8CoklatCoklat

Catatan penting:

  • Kedua ujung kabel harus sama persis (baik menggunakan 568A atau 568B).
  • Bila salah satu ujung berbeda, maka kabel tersebut berubah menjadi kabel crossover.

Perbedaan Kabel Straight dan Crossover

Banyak yang masih bingung membedakan kabel straight dan crossover. Berikut perbandingannya:

AspekKabel StraightKabel Crossover
Susunan WarnaSama di kedua ujungPin 1-3 & 2-6 ditukar
PenggunaanPerangkat berbeda (PC-Switch)Perangkat sejenis (PC-PC)
Contoh AplikasiRouter ke Switch, PC ke ModemKomputer ke Komputer, Switch ke Switch

Menurut Forouzan (2013) dalam Data Communications and Networking:

“Kabel crossover diperlukan ketika dua perangkat yang sama berkomunikasi langsung tanpa perantara switch atau hub.” (Forouzan, 2013)

Fungsi Kabel Straight dalam Jaringan

Kabel straight memegang peranan penting dalam berbagai konfigurasi jaringan komputer modern. Fungsi kabel straight yang paling mendasar adalah sebagai penghubung antara komputer dengan perangkat jaringan seperti switch atau hub. Aplikasi ini sangat umum ditemui di berbagai lingkungan kerja seperti perkantoran, institusi pendidikan, maupun warung internet (warnet) dimana banyak komputer perlu terhubung ke jaringan pusat.

Selain itu, kabel straight juga berfungsi sebagai penghubung antara router dengan modem. Konfigurasi ini sangat vital baik untuk jaringan rumahan maupun jaringan skala perkantoran, memungkinkan distribusi koneksi internet ke seluruh perangkat yang terhubung. Dalam lingkungan yang lebih kompleks seperti data center, kabel straight digunakan untuk menghubungkan server dengan switch, memastikan transfer data yang stabil dan cepat antara server dengan perangkat jaringan lainnya.

Pada level infrastruktur yang lebih luas, kabel straight menjadi komponen utama dalam instalasi jaringan Local Area Network (LAN). Kabel ini berperan sebagai tulang punggung dalam topologi jaringan berbentuk star, dimana semua perangkat terhubung ke sebuah titik pusat seperti switch atau hub. Konfigurasi semacam ini memungkinkan manajemen jaringan yang lebih terpusat dan efisien.

Dalam setiap aplikasinya, kabel straight menjamin konektivitas yang andal antara perangkat-perangkat yang memiliki fungsi berbeda dalam jaringan. Keandalan ini didukung oleh standarisasi pengkabelan yang ketat, memastikan kompatibilitas dan performa optimal di berbagai skenario jaringan.

Kelebihan dan Kekurangan Kabel UTP

1. Kelebihan Kabel UTP

Kabel Unshielded Twisted Pair (UTP) menawarkan beberapa keunggulan signifikan yang membuatnya menjadi pilihan populer di berbagai instalasi jaringan. Salah satu keuntungan utama adalah dari segi biaya, dimana harga kabel UTP jauh lebih ekonomis dibandingkan dengan alternatif seperti kabel fiber optik atau coaxial. Faktor ekonomis ini menjadikannya solusi ideal untuk proyek jaringan dengan anggaran terbatas. Kemudahan dalam proses instalasi merupakan nilai tambah lainnya, terutama karena ukurannya yang ringkas dengan diameter hanya 0,43 cm memungkinkan pemasangan di ruang terbatas dan melalui conduit yang sempit. Karakteristik unik kabel UTP adalah sifat modularitasnya – jika terjadi kerusakan pada salah satu kabel, gangguan tersebut tidak akan mempengaruhi keseluruhan jaringan, memungkinkan perbaikan lebih terfokus.

2. Kekurangan Kabel UTP

Namun demikian, kabel UTP juga memiliki beberapa keterbatasan yang perlu dipertimbangkan. Masalah utama yang sering dihadapi adalah kerentanannya terhadap interferensi elektromagnetik yang berasal dari perangkat elektronik lain atau sumber daya listrik di sekitarnya. Dari segi jangkauan, kabel UTP memiliki batasan maksimal sekitar 100 meter untuk menjaga kualitas sinyal, sehingga untuk jarak yang lebih jauh diperlukan penambahan repeater atau perangkat penguat sinyal. Dalam hal performa, kecepatan transmisi data kabel UTP memang tidak dapat menyaingi kemampuan kabel fiber optik yang memiliki bandwidth jauh lebih besar dan latensi lebih rendah. Keterbatasan-keterbatasan ini perlu menjadi pertimbangan matang ketika merancang infrastruktur jaringan, terutama untuk aplikasi yang membutuhkan performa tinggi atau berada di lingkungan dengan gangguan elektromagnetik signifikan.

Semoga informasi ini bermanfaat dan menambah wawasan.

Baca juga:

Referensi

  • Cisco Networking Academy. (2021). Networking Essentials. Cisco Press.
  • Forouzan, B. A. (2013). Data Communications and Networking (5th ed.). McGraw-Hill.
  • Purbawanto, S. (2020). Media Transmisi Telekomunikasi. Penerbit Andi.
Please follow and like us:
Scroll to Top