Manipulatif adalah – Kita memiliki banyak teman dari berbagai lingkungan, namun tidak semua dari mereka bisa dianggap sebagai teman sejati karena setiap orang memiliki kecocokan yang berbeda. Bahkan, ada kasus hubungan yang cenderung beracun dan manipulatif, seperti dalam hubungan percintaan atau pertemanan. Untuk menghindari perilaku manipulatif, kita perlu memahami ciri-ciri dan sikap manipulatif sehingga dapat menghindari orang-orang yang bersikap demikian.
Pengertian Manipulatif
Manipulatif merujuk pada sifat seseorang yang dengan sengaja memanfaatkan orang lain untuk keuntungan pribadi, sering kali melalui strategi tidak jujur dan eksploitatif yang merugikan orang lain. Menurut WebMD, orang yang manipulatif cenderung mencoba memanfaatkan, mengendalikan, atau mengorbankan orang lain demi kepentingan diri sendiri.
Sifat manipulatif bisa dimiliki oleh siapa saja, bahkan oleh orang yang merasa tidak memiliki sifat manipulatif sama sekali. Namun, perbedaannya adalah seorang manipulator emosional menggunakan cara-cara yang akhirnya dapat merugikan orang lain, seringkali tanpa disadari oleh orang yang dimanipulasi.
Ada istilah khusus untuk orang-orang yang terbiasa melakukan manipulasi emosional, yaitu Machiavellian. Istilah ini berasal dari nama penulis buku abad ke-16 bernama Niccolo Machiavelli. Dalam bukunya yang berjudul The Prince, Machiavelli menyarankan agar para politikus menggunakan taktik manipulasi emosional untuk mencapai tujuan mereka. Buku ini diyakini telah melahirkan banyak diktator di dunia hingga saat ini.
Baca juga: Burung Garuda: Sejarah dan Lambang Negara Indonesia
Mengenal Ciri-Ciri Manipulatif
Berikut ini merupakan ciri-ciri seseorang manupulatif
Penolakan
Manipulator menggunakan taktik penolakan atau penghindaran untuk menyelesaikan misinya. Tujuannya adalah agar subjek dapat merasakan dan berempati dengannya. Meskipun awalnya kita mungkin merasa bersalah, jika kita mencurigai bahwa manipulator tersebut salah, trik yang digunakan akan membuat kita terus memaafkannya atas apa yang telah dilakukannya.
Penghindaran
Manipulator juga menggunakan trik untuk menghindari topik yang tidak disukai. Ini biasanya dilakukan hanya untuk menghindari tanggung jawab. Contohnya adalah menolak membahas masalah atau bahkan mengabaikan percakapan ketika kita ingin berbicara atau berdebat dengan mereka.
Kebiasaan berbohong
Manipulator seringkali suka berbohong dan menghindari kesalahan dengan bermain retorika atau mengangkat masalah yang mungkin diabaikan oleh korban manipulasi. Mereka dapat dengan mudah menemukan celah untuk mendapatkan apa yang diinginkan dan tidak takut untuk berbohong atau menyembunyikan kebenaran.
Baca juga: Tujuan Negara Indonesia Berdasarkan UUD 45
Ancaman dan perilaku korban
Manipulator sering menggunakan ancaman atau perilaku korban untuk menakut-nakuti atau meluluhkan hati korban. Jika hal ini belum berhasil, manipulator biasanya akan menempatkan dirinya sebagai korban dan menunjukkan bahwa dia yang paling terluka dan kecewa dengan apa yang telah terjadi.
Egois
Perilaku manipulatif cenderung egois dan tidak peduli dengan kepentingan orang lain. Bahkan jika orang lain merasa dianiaya, mereka tidak akan peduli dan bahkan akan mencampuri urusan orang lain untuk mendapatkan apa yang diinginkan.
Menggunakan Birokrasi atau prosedur
Istilah yang umum digunakan adalah menjegal, di mana seorang manipulator emosional sengaja menghambat langkahmu atau mengintimidasi kamu dengan prosedur birokrasi yang rumit.
Tujuannya adalah untuk membuat kamu sulit mencapai apa yang kamu inginkan. Manipulator bisa melakukan hal ini untuk menjaga posisinya dan menghindari kamu menyainginya, atau untuk mencapai tujuan bersama lebih cepat daripada kamu.
Mengambil keuntungan untuk diri sendiri
Manipulator akan selalu mencari keuntungan untuk diri sendiri dan tidak memiliki empati terhadap orang lain, bahkan jika itu menyakiti orang lain.
Mengenali ciri-ciri perilaku manipulatif dapat membantu kita menghindari dan melindungi diri dari manipulasi. Jangan mudah percaya pada orang lain yang baru dikenal, bahkan orang terdekat kita pun bisa memiliki sifat manipulatif yang menyakitkan.
Baca juga: Pengertian dan Sejarah Demokrasi Liberal di Indonesia
Mengenal Ciri-Ciri Teman Manipulatif
Kita semua memiliki teman dengan berbagai jenis karakter dan sifat. Meskipun tidak semua teman cocok dengan kita, mereka masih dapat menjadi teman kita selama perilaku mereka tidak merugikan kita. Namun, ketika perilaku mereka mulai merugikan dan hanya menguntungkan diri mereka sendiri, maka ini menjadi suatu masalah.
Teman sejati adalah mereka yang memiliki sifat baik yang membawa manfaat bagi kita. Sebaliknya, berteman dengan seseorang yang memiliki karakter buruk hanya akan membuat kita merugi dan membuang-buang energi dan waktu kita. Salah satu contoh teman yang merugikan adalah teman yang bersikap manipulatif. Teman seperti ini akan membuat kita selalu mengikuti kehendaknya dan perilakunya tidak hanya merugikan, tetapi juga dapat berbahaya jika tidak dihindari.
Oleh karena itu, penting untuk menghindari teman yang memiliki perilaku manipulatif. Berikut adalah lima tanda-tanda teman yang memiliki perilaku manipulatif:
Minta didatangi terus
Ciri pertama yang dikenal dengan istilah ‘home court advantage’ dalam bahasa Inggris adalah keuntungan yang dimiliki seseorang karena berada di lingkungan yang dikenalinya. Orang yang manipulatif biasanya tidak ingin repot atau mengeluarkan banyak tenaga dalam suatu urusan denganmu.
Jika kalian ingin bertemu, orang tersebut akan mencari tempat pertemuan yang tidak merepotkannya, meskipun itu akan merepotkanmu. Misalnya, “Kamu saja yang datang ke sini ya, aku sedang sibuk.” Dan sikap ini tidak hanya dilakukan sekali atau dua kali, tapi setiap kali kalian berjanji bertemu.
Sikap ini bisa dipahami sebagai upaya orang manipulatif untuk menciptakan ketidakseimbangan kekuasaan antara kalian berdua. Orang tersebut cenderung merasa lebih aman dan kuat berada di tempat yang dikenalinya atau daerah kekuasaannya.
Meminta lawan bicara untuk bicara duluan
Seringkali, kita menganggap mempersilakan lawan bicara untuk berbicara lebih dulu sebagai sikap sopan dan menghargai orang lain. Padahal, terkadang tindakan tersebut sebenarnya digunakan oleh orang untuk memanipulasi lawan bicaranya secara emosional.
Menurut WebMD, taktik ini seringkali dipakai dalam hubungan bisnis maupun pribadi. Ada pepatah yang mengatakan “siapa yang bicara duluan, dia yang kalah”. Orang yang manipulatif akan membiarkan lawannya bicara duluan agar dapat mempermainkan kata-kata lawan bicaranya dan kemudian menyerang balik dengan sangat tajam.
Contoh kalimat yang kerap digunakan dalam kehidupan sehari-hari adalah “Coba jelaskan kenapa kamu marah/tidak menyukai saya.”
Sok merasa cepat akrab
Pernahkah kamu berkenalan dengan seseorang baru dan tiba-tiba mereka membicarakan hal-hal yang sangat pribadi? Mungkin terlihat seperti dia hanya senang bercerita, tapi sebenarnya dia bisa jadi seorang manipulator.
Manipulator emosional sering merasa akrab dengan cepat dalam fase perkenalan dan mungkin terlihat seperti mereka ingin berbagi rahasia terdalam mereka denganmu. Namun, sebenarnya ini adalah trik yang mereka gunakan untuk mendapatkan rahasia atau informasi yang sangat pribadi dari dirimu.
Sebagai contoh, kamu bisa berkenalan dengan seseorang melalui aplikasi kencan dan kalian berbicara secara online atau dalam pertemuan tatap muka. Kemudian, tiba-tiba dia mengajakmu untuk menginap karena merasa sudah dekat. Atau mungkin dia berkata, “Aku hanya mau berbagi rahasia ini denganmu saja.”
Ciri ini juga bisa dirasakan ketika kamu berinteraksi dengan seseorang yang memiliki profesi tertentu, seperti seorang psikolog yang menanyakan riwayat kesehatan mentalmu, atau seorang wartawan yang meminta informasi darimu sebagai saksi mata dalam suatu kejadian. Namun, hal tersebut tidak selalu berarti bahwa mereka adalah manipulator. Mereka hanya menjalankan tugas profesional mereka.
Lari dari tanggung jawab
Dalam hal tanggung jawab, seseorang yang manipulatif seringkali tidak mau bertanggung jawab atas kesalahan yang dilakukannya sendiri. Sebaliknya, mereka akan menyalahkan orang lain atas kesalahan yang sebenarnya disebabkan oleh dirinya sendiri. Akibatnya, orang lain yang harus meminta maaf atas kesalahan yang dilakukan oleh manipulator tersebut.
Selalu mengkritik
Kritik dapat menjadi hal yang perlu dilakukan. Namun, jika seseorang selalu melakukan kritik setiap harinya, padahal bukan sebagai profesi kritikus, maka kemungkinan besar dia termasuk dalam kategori orang yang manipulatif. Dalam pergaulan sehari-hari, mereka dikenal sebagai tukang nyinyir atau julid. Tujuan dari manipulasi ini adalah untuk membuat orang lain merasa rendah diri.
Berpura-pura peduli pada kita
Teman yang bersikap manipulatif seringkali berperan seolah-olah dia sangat peduli dengan kita, padahal di dalam hatinya, dia sama sekali tidak peduli. Mereka berpura-pura peduli hanya untuk membuat kita merasa dekat dengan mereka dan ingin mendengarkan apa yang mereka katakan. Jika kita terjebak dalam perhatiannya yang salah, maka dia akan mulai melakukan tindakan manipulatifnya dan mengendalikan kita.
Mengabaikan pendapat kita
Teman yang manipulatif seringkali tidak mendengarkan pendapat kita atau bahkan kasar terhadap orang lain. Mereka mungkin menyadari bahwa pendapat orang lain itu benar, tetapi mereka tetap memaksakan pendapat mereka sendiri agar mereka dapat mempengaruhi kita. Mereka juga cenderung mengendalikan keputusan kita dan memperlihatkan bahwa pendapat mereka selalu benar.
Baca juga: Demokrasi Pancasila: Pengertian, Ciri, Prinsip, Asas, dan Tujuan
Membuat kita merasa bersalah
Teman yang manipulatif seringkali membuat kita merasa bersalah agar kita melakukan apapun yang dia inginkan. Mereka secara langsung menyalahkan kita dan membuat kita merasa bahwa tindakan kita salah. Setelah itu, mereka akan menggiring kita untuk melakukan apapun yang mereka inginkan dan membuat kita merasa bersalah jika tidak melakukannya.
Tidak memberi waktu untuk berpikir
Teman yang manipulatif tidak akan memberikan kita waktu untuk berpikir agar kita tidak membuat keputusan yang berbeda dari keinginan mereka. Mereka akan terus mendorong kita untuk melakukan apa yang mereka inginkan segera.
Merusak kepercayaan diri kita
Teman yang manipulatif seringkali membuat kita meragukan diri sendiri dan kepercayaan diri kita sehingga kita akan lebih mudah diatur oleh mereka. Mereka akan membimbing kita untuk mengambil keputusan sesuai keinginan mereka karena kita tidak lagi percaya pada diri kita sendiri. Hal ini akan membuat kita menjadi orang yang lebih mudah dikendalikan.
Baca juga: Niat Puasa Ramadhan Beserta Doa dan Tata Caranya
Penyebab Perilaku Manipulatif
Sifat manipulatif tidak timbul begitu saja. Menurut Verywell Health, ada beberapa faktor yang dapat menyebabkan seseorang menjadi manipulatif, seperti:
- Hubungan yang tidak sehat yang menghambat kemampuan komunikasi yang baik
- Gangguan kepribadian yang meliputi kesulitan menetapkan batasan dan narsisme, serta
- Pengalaman trauma seperti pelecehan atau kekerasan yang membuat individu tersebut tidak nyaman berkomunikasi dan cenderung menggunakan perilaku manipulatif untuk mencapai tujuan.
Dampak Negatif Perilaku Manipulatif
Namun, perilaku manipulatif memiliki dampak negatif yang serius, antara lain:
- Orang yang manipulatif dapat membahayakan dirinya sendiri dan orang lain.
- Orang manipulatif menciptakan ketidakseimbangan kekuatan antara dirinya dan orang lain.
- Orang manipulatif dapat menyebabkan orang lain merasa bingung, terisolasi, dan bahkan depresi.
Menghadapi Perilaku Manipulatif
Mengatasi perilaku manipulatif dengan mengambil tindakan. Salah satu metode yang dapat digunakan adalah mengadopsi sikap cuek atau tidak peduli.
Manipulator sering suka menjadi pusat perhatian dan mencari tahu siapa yang dapat dimanipulasi atau memiliki rasa empati yang tinggi.
Mereka biasanya menggunakan cerita-cerita sedih dan hiperbola untuk menarik perhatian. Namun, mereka cenderung menghindari orang yang bersikap cuek atau tidak peduli karena dianggap membosankan.
Untuk menghindari perilaku tersebut, Anda perlu mengetahui cara untuk menghadapinya dengan cara berikut ini:
Bersikap cuek
Manipulator mengharapkan hubungan yang baik dengan orang lain. Jika mereka menemukan bahwa hubungan tidak efektif, mereka akan mengambil tindakan. Misalnya, teman yang manipulatif akan mengungkit kesalahan kita yang sudah lalu. Setelah kita merasa bersalah, teman manipulatif kita akan merasa menang. Manipulator sering melakukan playing victim. Jika pelaku marah, abaikan saja. Jangan minta maaf. Apapun yang dilakukan pelaku, cobalah untuk menjauh darinya. Mengabaikannya akan mengakhiri kepuasan egonya.
Baca juga: Analisis Sistem Politik Indonesia
Katakan “Saya tidak tahu”
Jika Anda malas ngobrol dengan pelaku, katakan bahwa Anda tidak tahu. Sebab, mereka akan cenderung mengajukan pertanyaan yang sulit. Manipulator melakukan hal ini untuk melihat apakah ada jarak di antara Anda. Jika ada, pelaku mungkin akan mengeksekusi ronde berikutnya.
Minimal interaksi
Selain mengatakan bahwa Anda tidak tahu cara menyela percakapan, lebih baik tidak berinteraksi secara langsung. Pilih sarana komunikasi lain, seperti telepon, obrolan, atau email. Jika interaksi tatap muka diperlukan, batasi interaksi atau komunikasi jika perlu.
Jangan jelaskan
Langkah selanjutnya adalah jangan menonjolkan diri atau menunjukkan kelemahan. Manipulator sering memanfaatkan ini untuk keuntungan mereka di masa depan. Yang terbaik adalah memperlakukan pelaku sebagai orang asing tanpa ikatan emosional. Jangan terlalu detail. Ingatlah bahwa Anda tidak berkewajiban untuk memberikan informasi yang bersifat pribadi kepada seorang manipulator.
Jangan anggap enteng manipulasi
Saat Anda mentoleransi perilaku manipulatif, jangan bersikap seolah-olah itu bukan masalah. Jika Anda menerima perilaku tersebut, maka mereka akan melakukannya terus-menerus. Katakan kepada mereka bahwa Anda bingung dan sedih ketika mereka melakukan ini. Tanyakan apakah mereka ingin berbicara?
Dapatkan bantuan
Jika Anda merasa sulit untuk menghadapi perilaku manipulatif pasangan Anda, maka jangan ragu untuk meminta bantuan. Bantuan bisa datang dari orang terdekat Anda yang bisa menjadi pendengar dan penengah dengan Anda atau dari staf profesional seperti psikolog. Mereka akan membantu Anda berkomunikasi lebih baik dengan pasangan Anda dan memberikan saran tentang cara mengatasi masalah tersebut.
Baca juga: Big Data: Definisi dan Konsep Dasar
Tetapkan batasan
Menetapkan batasan sangat penting untuk menjaga diri Anda dari manipulasi yang tidak sehat. Anda harus memiliki kepercayaan diri untuk mengatakan “tidak” dan menetapkan batasan yang jelas pada pasangan Anda. Pada awalnya, mereka mungkin akan marah dan menganggap Anda egois, tetapi Anda harus tetap teguh pada batasan yang telah Anda tetapkan. Ingatlah bahwa Anda berhak merasa aman dan bahagia dalam hubungan Anda.
Jangan ragu untuk meminta bantuan dari orang-orang di sekitar Anda, terutama jika pasangan Anda memiliki kecenderungan untuk melakukan kekerasan fisik. Anda berhak untuk merasa damai dan aman dalam hubungan Anda, dan jika pasangan Anda tidak dapat menghormati batasan Anda, maka mungkin sudah waktunya untuk mempertimbangkan untuk mengakhiri hubungan tersebut.
Demikianlah beberapa cara untuk menghadapi perilaku manipulatif dan menghindari orang-orang yang berperilaku demikian. Selalu ingat bahwa Anda memiliki hak untuk merasa aman dan bahagia dalam hubungan Anda, dan jangan ragu untuk meminta bantuan jika Anda membutuhkannya.
Kesimpulan
Dalam konteks menghadapi perilaku manipulatif, penting untuk tidak membiarkan manipulator terus-menerus mempermainkan emosi dan pikiran kita. Salah satu cara untuk menghadapinya adalah dengan menggunakan metode cuek, yaitu bersikap tidak peduli terhadap manipulator tersebut.
Manipulator biasanya suka menjadi pusat perhatian dan mengetahui siapa saja yang bisa dimanfaatkan atau memiliki tingkat kepedulian yang tinggi. Mereka juga suka menjual kisah hidup mereka dengan berbohong atau gaya hiperbola.
Namun, orang yang berperilaku cuek atau acuh tak acuh biasanya tidak disukai oleh manipulator, yang akan menganggapnya membosankan. Untuk menghindari perilaku manipulatif, kita dapat menggunakan strategi-strategi seperti mengenali pola perilaku manipulatif dan bersikap tegas dalam menetapkan batas-batas.
Referensi
- Simon, G. K. (2010). In Sheep’s Clothing: Understanding and Dealing with Manipulative People. Parkhurst Brothers Publishers Inc.
- Forward, S. (2002). Men Who Hate Women and the Women Who Love Them: When Loving Hurts and You Don’t Know Why. Bantam.
- Braiker, H. B. (2004). Who’s Pulling Your Strings?: How to Break the Cycle of Manipulation and Regain Control of Your Life. McGraw-Hill Education.
- Gaslighting. (2022, February 14). In Wikipedia. Retrieved March 8, 2023, from https://en.wikipedia.org/wiki/Gaslighting
- Manipulative Behavior. (n.d.). In Psychology Today. Retrieved March 8, 2023, from https://www.psychologytoday.com/us/basics/manipulative-behavior