Dalam dunia teknologi informasi, perdebatan antara penggunaan perangkat lunak open source dan closed source selalu menarik untuk disimak. Masing-masing memiliki pendukungnya sendiri dengan argumen yang kuat. Namun, apa sebenarnya perbedaan mendasar antara keduanya?
Perbedaan Open Source dan Closed Source
Open source, atau sumber terbuka, adalah model pengembangan perangkat lunak di mana kode sumbernya dapat diakses, dimodifikasi, dan didistribusikan secara bebas oleh siapa pun. Sebaliknya, closed source, atau sumber tertutup, adalah model di mana kode sumbernya tidak dapat diakses atau dimodifikasi oleh orang lain selain pemiliknya.
Salah satu perbedaan utama antara open source dan closed source adalah dalam hal aksesibilitas. Perangkat lunak open source memiliki kode sumber yang terbuka untuk umum, sehingga memungkinkan kolaborasi dan kontribusi dari berbagai pihak. Di sisi lain, perangkat lunak closed source memiliki kode sumber yang tertutup dan hanya dapat diakses oleh pemiliknya, sehingga membatasi kemampuan orang lain untuk memodifikasinya.
Ada juga perbedaan dalam hal biaya. Perangkat lunak open source biasanya gratis atau memiliki biaya yang lebih rendah daripada perangkat lunak closed source, yang sering kali memerlukan pembelian lisensi yang mahal.
Selain itu, ada juga perbedaan dalam hal keamanan. Perangkat lunak open source memiliki keamanan yang lebih terbuka karena kode sumbernya dapat dilihat oleh siapa pun, sehingga memungkinkan untuk lebih cepat mendeteksi dan memperbaiki kerentanan keamanan. Di sisi lain, perangkat lunak closed source memiliki keamanan yang lebih tertutup karena kode sumbernya tidak dapat dilihat oleh siapa pun selain pemiliknya, sehingga memungkinkan untuk lebih mudah merahasiakan kerentanan keamanan.
Apa Itu Open Source?
Open source adalah model pengembangan perangkat lunak di mana kode sumbernya dapat diakses, dimodifikasi, dan didistribusikan secara bebas oleh siapa pun. Model ini didasarkan pada prinsip kolaborasi dan keterbukaan, di mana komunitas pengembang bekerja sama untuk meningkatkan perangkat lunak tersebut.
Salah satu contoh terkenal dari perangkat lunak open source adalah sistem operasi Linux. Linux dikembangkan oleh komunitas pengembang yang terdiri dari ribuan orang di seluruh dunia, dan telah menjadi salah satu sistem operasi yang paling banyak digunakan di dunia.
Kelebihan dari open source adalah kemampuannya untuk menghasilkan inovasi yang cepat dan berkualitas tinggi. Dengan memungkinkan kolaborasi antara berbagai pihak, open source memungkinkan pengembangan perangkat lunak yang lebih cepat dan lebih efisien daripada model pengembangan tradisional.
Selain itu, open source juga memiliki keunggulan dalam hal biaya. Karena kode sumbernya dapat diakses secara gratis, pengguna tidak perlu membayar biaya lisensi yang mahal untuk menggunakan perangkat lunak open source. Hal ini membuat open source menjadi pilihan yang populer bagi perusahaan dan individu yang memiliki anggaran terbatas.
Namun, open source juga memiliki kelemahan. Salah satu kelemahannya adalah dalam hal dukungan teknis. Karena perangkat lunak open source dikembangkan oleh komunitas pengembang yang terdiri dari sukarelawan, dukungan teknis untuk perangkat lunak tersebut mungkin tidak sebaik dukungan teknis yang tersedia untuk perangkat lunak closed source.
Apa Itu Closed Source?
Closed source, atau sumber tertutup, adalah model pengembangan perangkat lunak di mana kode sumbernya tidak dapat diakses atau dimodifikasi oleh orang lain selain pemiliknya.
Salah satu contoh terkenal dari perangkat lunak closed source adalah sistem operasi Windows dari Microsoft. Windows dikembangkan oleh Microsoft dan kode sumbernya tidak dapat diakses oleh publik, sehingga hanya Microsoft yang memiliki kontrol penuh atas perangkat lunak tersebut.
Kelebihan dari closed source adalah dalam hal dukungan teknis. Karena perangkat lunak closed source dikembangkan oleh perusahaan yang memiliki sumber daya yang cukup, dukungan teknis untuk perangkat lunak tersebut biasanya lebih baik daripada dukungan untuk perangkat lunak open source.
Selain itu, closed source juga memiliki keunggulan dalam hal keamanan. Karena kode sumbernya tidak dapat diakses oleh publik, perangkat lunak closed source cenderung lebih aman daripada perangkat lunak open source, karena lebih sulit bagi penyerang untuk menemukan dan mengeksploitasi kerentanan keamanan.
Namun, closed source juga memiliki kelemahan. Salah satu kelemahannya adalah dalam hal biaya. Karena perangkat lunak closed source biasanya memerlukan pembelian lisensi yang mahal, biaya penggunaan perangkat lunak tersebut bisa menjadi sangat tinggi, terutama untuk perusahaan yang memerlukan banyak lisensi.
Closed source juga memiliki kelemahan dalam hal kustomisasi. Karena kode sumbernya tidak dapat diakses atau dimodifikasi oleh pengguna, pengguna tidak memiliki kontrol penuh atas perangkat lunak tersebut dan tidak dapat mengkustomisasi sesuai kebutuhan mereka.
Namun, perbedaan antara open source dan closed source tidak selalu hitam atau putih. Ada banyak kasus di mana perangkat lunak open source dan closed source dapat saling melengkapi dan digunakan bersama-sama untuk mencapai tujuan yang sama. Semoga informasi ini bermanfaat ya.
Baca juga:
- 5 Perbedaan Crawling dan Scraping Data
- Inilah 9 Kelebihan dan Kekurangan VPS dan Fungsinya
- kelebihan dan kekurangan Data Driven vs Data Informed
- Strategi Meningkatkan Social Media Engagement
- 5 Perbedaan Social Commerce dan E-Commerce
Referensi
- Larasati, A. T. (2020). Perangkat lunak.
- Angreni, D. S., & Prastyaningsih, Y. (2019). Analisis Evolusi Ekosistem Perangkat Lunak Open Source: Tinjauan Pustaka Sistematis. ScientiCO: Computer Science and Informatics Journal, 2(1), 29-38.
- Sidikoh, U. (2018). Perbandingan penggunaan perangkat lunak open source dan propriertary serta hubungannya dengan kasus pembajakan perangkat lunak di indonesia (Doctoral dissertation, Sekolah Tinggi Teknologi Terpadu Nurul Fikri).
- Yasin, V., Zarlis, M., & Nasution, M. K. (2018). Filsafat logika dan ontologi ilmu komputer. JISAMAR (Journal of Information System, Applied, Management, Accounting and Research), 2(2), 68-75.
- Maryanto, R. (2014). Pengantar Open Source dan Aplikasi. Rusmanto Self-publishing.
- Rakhmawati, N. A. (2006). Software Open Source, Software Gratis. JUTI: Jurnal Ilmiah Teknologi Informasi, 5(1), 13.