Revolusi Industri 4.0 atau “cyber physical system” adalah fenomena di mana teknologi siber dan teknologi otomatisasi bekerja sama. Ini membawa perubahan dalam berbagai sektor, termasuk mengurangi ketergantungan pada tenaga kerja manusia dan meningkatkan efisiensi produksi melalui penggunaan mesin teknologi. Berikut ini adalah penjelasan lebih lanjut tentang bagaimana Revolusi Industri 4.0 saat ini mempengaruhi kehidupan masyarakat.
Pengertian Revolusi Industri 4.0
Revolusi Industri 4.0 adalah perubahan yang mengutamakan otomatisasi dan kerja sama antara teknologi cyber. Muncul pada awal abad 21, Revolusi 4.0 ditandai oleh penggabungan informasi dan teknologi komunikasi dalam industri. Ini membuat perubahan dalam berbagai sektor, mengurangi ketergantungan pada tenaga kerja manusia dan meningkatkan efisiensi produksi melalui penggunaan mesin teknologi. Menurut Kanselir Jerman, Angela Merkel, Revolusi Industri 4.0 adalah transformasi komprehensif dari segala aspek produksi di dunia industri melalui penggabungan teknologi digital dan internet dengan industri tradisional.
Baca juga: VOSviewer: Bibliometric Analysis Tools for Industry 4.0 and Supply Chain
Selain itu, menurut Schlechtendahl dkk (2015) mendefinisikan Revolusi Industri 4.0 sebagai lingkungan industri yang menekankan pada kecepatan dari ketersediaan informasi, di mana semua entitas selalu terhubung dan dapat dengan mudah berbagi informasi satu sama lain. Revolusi industri ini menyebabkan perubahan dalam cara hidup, bekerja, dan berinteraksi manusia yang dijabarkan dalam buku “Revolusi Industri Keempat”.
Teknologi Revolusi Industri 4.0
Ada 9 teknlogi revolusi industri, sebagai berikut:
Internet of Thing (IoT)
Teknologi pertama yang menjadi dasar dalam pengembangan revolusi industri 4.0 adalah Internet of Things (IoT), yang merupakan konsep di mana objek dapat mentransfer data melalui jaringan tanpa campur tangan manusia. IoT adalah sistem yang menggabungkan perangkat komputasi, mekanis, dan mesin digital yang terhubung. Terdapat empat komponen dalam sistem IoT, yaitu perangkat sensor, konektivitas, pemrosesan data, dan antarmuka pengguna.
Baca juga: Teknologi IoT Dalam Smart Factory
Salah satu contoh produk dari teknologi IoT adalah jarvis, yang dapat mengatur lampu untuk dimatikan ketika sudah siang. Ada juga beberapa aplikasi lain yang menggunakan IoT, seperti Gowes yang digunakan untuk bike sharing, eFishery yang digunakan untuk memberi pakan ikan secara otomatis, Qlue yang digunakan untuk smart city, dan Hara yang digunakan untuk pangan dan pertanian. Anda dapat menemukan informasi lebih lanjut tentang revolusi industri 4.0 dan teknologi canggih melalui buku “Sains Terkini: Ddotty & Sleepground – Revolusi Industri 4” yang menyajikan informasi yang menarik dalam ilustrasi yang menarik.
Baca juga: Big Data: Definisi dan Konsep Dasar
Big Data
Big data adalah istilah yang digunakan untuk menggambarkan koleksi data yang sangat besar dan kompleks yang sulit untuk ditangani dengan alat analisis tradisional, biasanya dihasilkan dari berbagai sumber seperti transaksi bisnis, sensor, media sosial, dan lainnya. Koleksi data ini dapat berisi teks, gambar, video, suara, dan data sensor lainnya. Big data dapat digunakan untuk mengekstrak informasi yang berguna untuk keputusan bisnis, riset, atau pengembangan produk. Teknologi revolusi industri 4.0 yang digunakan untuk menangani big data meliputi teknologi pengelolaan data, analisis data, dan pembelajaran mesin.
Baca juga: 4 Pilar Kebangsaan: Peran dan Fungsinya
Augmented Reality
Augmented Reality (AR) adalah teknologi revolusi industri 4.0 yang digunakan untuk menambahkan informasi visual, audio, atau sensorik lainnya ke dalam lingkungan nyata. Ini dapat dilakukan dengan menggunakan perangkat seperti smartphone, tablet, atau kacamata khusus. AR memungkinkan pengguna untuk melihat informasi tambahan dalam lingkungan nyata seperti teks, gambar, atau model 3D. AR juga dapat digunakan dalam berbagai aplikasi seperti pelatihan, pembelajaran, hiburan, rekreasi, atau industri. Beberapa contoh aplikasi AR seperti game, aplikasi navigasi, aplikasi untuk belanja, atau aplikasi untuk desain arsitektur.
Baca juga: Mempersiapkan Indonesia Memasuki Era Industri 5.0
Cyber Security
Cyber security adalah upaya untuk melindungi sistem, jaringan, dan informasi dari serangan, akses yang tidak sah, atau kerusakan yang disengaja. Ini termasuk melindungi dari serangan malware, phishing, peretasan, dan pencurian data. Cyber security juga meliputi aspek keamanan fisik, seperti proteksi terhadap akses yang tidak sah ke perangkat keras. Beberapa teknik yang digunakan dalam cyber security meliputi enkripsi, autentikasi, deteksi intrusi, dan pemantauan aktivitas jaringan. Cyber security sangat penting dalam era industri 4.0 saat ini karena semakin banyak oragnisasi yang menyimpan data penting dan informasi rahasia dalam jaringan yang terhubung ke internet.
Artificial Intelligence (AI)
Artificial Intelligence (AI) adalah teknologi revolusi industri 4.0, dimana kemampuan dari komputer untuk melakukan tugas yang biasanya memerlukan kecerdasan manusia, seperti pembelajaran, pemahaman, pengambilan keputusan, atau pemecahan masalah. AI dapat digunakan dalam berbagai aplikasi, seperti pembelajaran mesin, pengenalan suara, pengenalan gambar, pemrosesan natural language, atau perencanaan.
Ada beberapa jenis AI, diantaranya adalah AI rule-based yang menggunakan aturan-aturan yang telah ditentukan, AI Self-learning yang mempelajari dari data yang diberikan, AI Reactive yang hanya merespon situasi saat ini, AI Limited Memory yang mempelajari situasi sekarang dan beberapa situasi sebelumnya, dan AI General yang mampu melakukan tugas seperti manusia.
AI saat ini digunakan dalam berbagai bidang seperti perdagangan, kesehatan, transportasi, dan banyak lagi. Namun juga memunculkan berbagai masalah seperti privasi, etika, dan masalah-masalah lainnya.
Additive Manufacturing
Additive Manufacturing (AM), atau yang juga dikenal sebagai pembuatan tambah, adalah teknologi revolusi industri 4.0 dimana proses pembuatan produk dengan menambah material lapis demi lapis sampai mencapai bentuk yang diinginkan. Ini berbeda dari proses pembuatan tradisional yang menghilangkan material dari benda asal untuk mencapai bentuk yang diinginkan. AM menggunakan teknologi seperti pencetak 3D dan laser sintering untuk membuat produk dari bahan seperti plastik, logam, atau komposit.
AM digunakan dalam berbagai bidang seperti aerospace, medis, otomotif, dan produk konsumen. Keuntungan dari AM adalah fleksibilitas dalam desain, efisiensi dalam produksi, dan biaya yang lebih rendah dibandingkan dengan proses pembuatan tradisional. Namun, AM juga memiliki kekurangan seperti kualitas yang lebih rendah dibandingkan dengan produk yang dibuat dengan proses pembuatan tradisional, serta masalah-masalah keamanan dan lingkungan.
Simulation
Simulation adalah proses meniru atau menirukan kondisi atau sistem yang ada dalam dunia nyata atau hipotetis dengan menggunakan model matematis atau komputer. Ini digunakan dalam berbagai bidang seperti perencanaan bisnis, teknologi, ilmu pengetahuan, dan militer. Simulation dapat digunakan untuk menguji hipotesis, mengevaluasi kinerja sistem, atau mengevaluasi konsekuensi dari keputusan yang diambil. Ada beberapa jenis simulasi, seperti simulasi komputer, simulasi fisik, simulasi langsung, dan simulasi tidak langsung. Beberapa aplikasi dari simulasi diantaranya ialah simulasi dalam bidang aeronautika, simulasi dalam bidang kedokteran, simulasi dalam bidang perencanaan bisnis, dan simulasi dalam bidang militer.
System Integration
System Integration adalah teknologi revolusi industri, dimana proses menyatukan berbagai sistem atau komponen yang berbeda menjadi satu sistem yang utuh dan saling berkoordinasi. Ini meliputi proses mengintegrasikan hardware, software, dan jaringan agar dapat bekerja secara efektif dan efisien. System integration digunakan dalam berbagai bidang seperti teknologi informasi, manufaktur, transportasi, dan energi. Proses ini dapat meningkatkan efisiensi, mengurangi biaya, dan meningkatkan kinerja dari sistem yang digabungkan. Ada beberapa metode yang digunakan dalam proses system integration, diantaranya adalah top-down integration, bottom-up integration, dan middle-out integration.
System integration juga dapat digunakan dalam pengembangan sistem baru untuk meningkatkan kinerja dan efisiensi dari sistem yang baru dikembangkan. Namun, proses ini juga memiliki beberapa masalah seperti kompatibilitas, konsistensi, dan masalah-masalah keamanan.
Cloud Computing
Cloud computing adalah teknologi revolusi industri 4.0, dimana model pengelolaan, pengembangan, dan penyediaan teknologi informasi melalui internet. Ini memungkinkan pengguna untuk mengakses data, aplikasi, dan layanan dari mana saja dengan menggunakan perangkat yang terhubung ke internet. Cloud computing menyediakan layanan seperti penyimpanan data, pemrosesan data, dan aplikasi melalui internet.
Cloud computing memiliki beberapa jenis layanan, diantaranya adalah Infrastructure as a Service (IaaS), Platform as a Service (PaaS), dan Software as a Service (SaaS). IaaS memberikan akses ke infrastruktur seperti server, storage, dan jaringan, PaaS memberikan akses ke platform untuk mengembangkan, menguji, dan menjalankan aplikasi, sementara SaaS memberikan akses ke aplikasi yang dapat digunakan melalui internet.
Keuntungan dari cloud computing diantaranya adalah fleksibilitas, skalabilitas, biaya yang lebih rendah dibandingkan dengan solusi tradisional, dan juga mudah dalam manajemen. Namun, juga memiliki beberapa masalah seperti masalalah keamanan, ketergantungan pada internet, dan masalah privasi. Cloud computing juga memiliki beberapa model, diantaranya adalah Public Cloud, Private Cloud, dan Hybrid Cloud. Public Cloud adalah layanan cloud computing yang ditawarkan kepada umum oleh perusahaan penyedia layanan cloud computing, Private Cloud adalah layanan cloud computing yang digunakan oleh satu organisasi saja, dan Hybrid Cloud adalah kombinasi dari Public Cloud dan Private Cloud.
Cloud computing juga memiliki beberapa arsitektur, diantaranya adalah Cloud native architecture dan Cloud-enabled architecture. Cloud native architecture adalah arsitektur yang dikembangkan khusus untuk cloud computing, sementara Cloud-enabled architecture adalah arsitektur yang dapat digunakan di cloud computing maupun di lingkungan non-cloud. Sangat penting dalam era 4.0 saat ini, sebagai solusi untuk menyimpan, memproses dan mengelola data yang besar dan kompleks, serta menyediakan aplikasi yang dapat digunakan dari mana saja dan kapan saja. Cloud computing juga membuka peluang bisnis baru dalam pengembangan sistem, aplikasi dan layanan.
Tantangan Revolusi Industri 4.0
Revolusi industri 4.0 membawa banyak tantangan, di antaranya adalah:
- Tantangan Teknologi: Implementasi teknologi baru seperti IoT, AI, dan robotik memerlukan investasi yang signifikan dan pengetahuan teknologi yang cukup.
- Tantangan Keamanan: Revolusi industri 4.0 meningkatkan risiko keamanan cyber, seperti hacking, serangan malware, dan data breaches.
- Tantangan Sosial: Revolusi industri 4.0 dapat menyebabkan perubahan dalam struktur pekerjaan, menyebabkan pengangguran dan mengubah keterampilan yang dibutuhkan.
- Tantangan Ekonomi: Revolusi industri 4.0 dapat mengubah struktur pasar dan menyebabkan perubahan dalam model bisnis.
- Tantangan Etika: Revolusi industri 4.0 menimbulkan masalah etika, seperti privasi, perlindungan data, dan hak cipta.
- Tantangan Lingkungan: Revolusi industri 4.0 dapat meningkatkan emisi karbon dan menyebabkan kerusakan lingkungan jika tidak dikelola dengan baik.
- Tantangan Keberlanjutan: Revolusi industri 4.0 harus diadakan dalam konteks keberlanjutan yang memperhatikan aspek ekologi, sosial, dan ekonomi.
Menghadapi tantangan ini, perusahaan dan pemerintah harus bekerja sama untuk mengembangkan regulasi dan standar yang sesuai dan melakukan investasi dalam teknologi, infrastruktur, dan kapasitas manusia yang diperlukan untuk mengatasi tantangan tersebut.
Kesimpulan
Revolusi industri 4.0 merupakan perubahan besar dalam dunia industri yang ditandai dengan adanya kolaborasi antara teknologi siber dan teknologi otomatisasi. Ini menyebabkan perubahan dalam cara hidup, bekerja, dan berhubungan manusia. Namun, revolusi industri 4.0 juga menimbulkan tantangan baru, seperti tantangan teknologi, keamanan, sosial, ekonomi, etika, lingkungan dan keberlanjutan. Perusahaan dan pemerintah harus bekerja sama untuk mengatasi tantangan ini dan mengembangkan regulasi dan standar yang sesuai, serta melakukan investasi dalam teknologi, infrastruktur, dan kapasitas manusia yang diperlukan untuk menghadapinya.
Semoga bermanfaat
Referensi
Lasi, H., Fettke, P., Kemper, H. G., Feld, T., & Hoffmann, M. (2014). Industry 4.0. Business & information systems engineering, 6(4), 239-242.
Ghobakhloo, M. (2020). Industry 4.0, digitization, and opportunities for sustainability. Journal of cleaner production, 252, 119869.
Frank, A. G., Dalenogare, L. S., & Ayala, N. F. (2019). Industry 4.0 technologies: Implementation patterns in manufacturing companies. International Journal of Production Economics, 210, 15-26.
Gorecky, D., Schmitt, M., Loskyll, M., & Zühlke, D. (2014, July). Human-machine-interaction in the industry 4.0 era. In 2014 12th IEEE international conference on industrial informatics (INDIN) (pp. 289-294). Ieee.