supply chain sustainability
Industry

Supply Chain Sustainability

Supply chain sustainability merupakan salah satu aspek penting dalam operasi perusahaan, yang mempengaruhi kinerja dan reputasi perusahaan, juga dapat memberikan dampak negatif terhadap lingkungan dan masyarakat jika tidak dikelola dengan baik.

Baca juga: VOSviewer: Bibliometric Analysis Tools for Industry 4.0 and Supply Chain

Oleh karena itu, implementasi sustainability sangat penting untuk mencapai tujuan berkelanjutan. Berikut ini tahapan dalam implmentasi supply chain sustainability:

Baca juga: Supply Chain Management Dalam Industri E-commerce

Mengidentifikasi Faktor-faktor yang Mempengaruhi Sustainability dalam Supply Chain

Faktor-faktor yang mempengaruhi sustainability dalam supply chain meliputi:

  1. Memilih pemasok yang memenuhi standar sustainability, seperti standar lingkungan dan sosial.
  2. Mengevaluasi dampak lingkungan dari kegiatan logistik, seperti pengiriman barang dan penggunaan energi.
  3. Mengevaluasi dampak lingkungan dan sosial dari proses produksi, seperti penggunaan bahan baku dan emisi.
  4. Mengukur konsumsi energi dari kegiatan supply chain, dan mencari cara untuk meningkatkan efisiensi energi.
  5. Mengevaluasi dampak lingkungan dari kegiatan supply chain, seperti pengelolaan sampah dan pengelolaan limbah.
  6. Mengevaluasi dampak sosial dari kegiatan supply chain, seperti dampak terhadap komunitas setempat dan hak asasi manusia.
  7. Mengevaluasi dampak ekonomi dari kegiatan supply chain, seperti dampak terhadap perekonomian setempat dan kesinambungan bisnis.

Dengan mengidentifikasi faktor-faktor yang mempengaruhi sustainability dalam supply chain, perusahaan dapat menentukan arahan pengembangan yang sesuai dan mengevaluasi kinerja secara berkala.

Baca juga: Mengenal Internet of Everything (IoE)

Menganalisis dampak lingkungan dari kegiatan Supply Chain

Menganalisis dampak lingkungan dari kegiatan supply chain merupakan langkah penting dalam implementasi, ada beberapa cara untuk menganalisis, diantaranya:

  1. Carbon footprint adalah ukuran jumlah emisi gas rumah kaca yang dihasilkan oleh kegiatan supply chain. Perusahaan dapat menggunakan software analisis untuk menghitung carbon footprint dari kegiatan supply chain.
  2. Life cycle assessment (LCA) adalah metode yang digunakan untuk mengevaluasi dampak lingkungan dari suatu produk atau jasa selama seluruh siklus hidupnya, dari bahan baku hingga pembuangan.
  3. Audit lingkungan adalah evaluasi independen dari kegiatan lingkungan perusahaan.
  4. Pengukuran konsumsi energi dapat digunakan untuk mengetahui tingkat efisiensi energi dari kegiatan supply chain.
  5. Analisis Dampak Lingkungan (EIA) ialah suatu proses yang digunakan untuk mengevaluasi dampak lingkungan potensial dari suatu proyek.

Setelah menganalisis dampak lingkungan dari kegiatan supply chain, perusahaan dapat mengambil tindakan untuk mengurangi dampak tersebut. Beberapa tindakan yang dapat dilakukan antara lain:

  1. Meningkatkan efisiensi energi: Menggunakan teknologi yang lebih efisien atau dengan mengubah pola produksi.
  2. Meningkatkan efisiensi logistik: Mengoptimalkan rute pengiriman, atau dengan menggunakan moda transportasi yang lebih ramah lingkungan.
  3. Meningkatkan efisiensi pembuangan: Mengurangi jumlah sampah yang dihasilkan, atau dengan meningkatkan tingkat daur ulang.
  4. Mempromosikan kesadaran lingkungan: Perusahaan dapat mempromosikan kesadaran lingkungan kepada stakeholder, seperti pemasok, karyawan, dan konsumen.
  5. Menjalin kerja sama dengan pemasok: Menjalin kerja sama dengan pemasok untuk meningkatkan efisiensi energi dan mengurangi dampak lingkungan.

Dengan menganalisis dampak lingkungan dari kegiatan supply chain dan mengambil tindakan untuk mengurangi dampak tersebut, perusahaan dapat memastikan bahwa kegiatan sesuai dengan standar dan tidak merugikan lingkungan.

Baca juga: Mengenal Training: Konsep, Fungsi, dan Manfaat

Mengimplementasikan praktik-praktik Sustainable Procurement

Mengimplementasikan praktik-praktik sustainable procurement merupakan langkah penting dalam implementasi sustainability dalam supply chain. Sustainable procurement adalah proses pengadaan yang memperhatikan aspek lingkungan, sosial, dan ekonomi. Beberapa praktik-praktik sustainable procurement yang dapat dilakukan oleh perusahaan antara lain:

  1. Memilih pemasok yang memenuhi standar sustainability: Pemasok yang memenuhi standar ini akan mengurangi dampak negatif dari kegiatan supply chain.
  2. Mengevaluasi kinerja pemasok secara berkala untuk memastikan bahwa pemasok tetap memenuhi standar sustainability.
  3. Menetapkan target dan tujuan sustainability: Menetapkan target dan tujuan sustainability untuk pemasok, dan mengevaluasi kinerja pemasok terhadap target tersebut.
  4. Mengembangkan kerja sama dengan pemasok: Mengembangkan kerangkatan yang sesuai dengan pemasok untuk meningkatkan efisiensi dan mengurangi dampak lingkungan.
  5. Menerapkan prinsip-prinsip sustainable procurement seperti prinsip-prinsip ISO 20400 yang mencakup aspek lingkungan, sosial dan ekonomi dalam proses pengadaan.
  6. Melakukan due diligence pada pemasok untuk memastikan bahwa mereka memenuhi standar sustainability.
  7. Meningkatkan transparansi meningkatkan transparansi dalam proses pengadaan dengan melaporkan kinerja pemasok dan dampak lingkungan dari kegiatan supply chain.
  8. Meningkatkan kesadaran dan kompetensi internal dalam sustainable procurement dengan memberikan pelatihan dan pendidikan kepada karyawan yang terlibat dalam proses pengadaan.

Implementasi praktik-praktik sustainable procurement akan membantu perusahaan untuk meningkatkan efisiensi operasi, mengurangi dampak negatif terhadap lingkungan dan masyarakat, dan meningkatkan reputasi perusahaan.

Menyusun strategi pengembangan Sustainability untuk jangka panjang

Menyusun strategi pengembangan untuk jangka panjang merupakan langkah penting dalam implementasi sustainability dalam supply chain. Beberapa hal yang dapat dilakukan dalam menyusun strategi pengembangan sustainability untuk jangka panjang antara lain:

  1. Menetapkan tujuan sustainability yang spesifik, terukur, dan dapat dicapai untuk jangka panjang. Tujuan ini harus meliputi aspek lingkungan, sosial, dan ekonomi.
  2. Mengidentifikasi risiko dan peluang yang terkait dengan sustainability, dan menentukan cara untuk mengatasinya atau memanfaatkannya.
  3. Membuat rencana aksi yang menjabarkan tindakan yang akan diambil untuk mencapai tujuan sustainability. Rencana aksi harus mencakup jadwal, pelaksanaan, dan indikator kinerja.
  4. Melakukan monitoring dan evaluasi terhadap pelaksanaan rencana aksi dan kinerja perusahaan dalam mencapai tujuan sustainability. Ini akan memungkinkan perusahaan untuk mengevaluasi keberhasilan strategi dan mengambil tindakan korektif jika diperlukan.
  5. Melakukan komunikasi dan pelaporan yang transparan mengenai kinerja sustainability dan tujuan yang dicapai. Ini akan membantu perusahaan untuk menjaga kepercayaan stakeholder dan meningkatkan reputasi perusahaan.
  6. Meningkatkan kesadaran dan kompetensi internal dalam sustainability dengan memberikan pelatihan dan pendidikan kepada karyawan. Ini akan membantu perusahaan untuk mendorong komitmen dan partisipasi karyawan dalam mencapai tujuan sustainability.
  7. Membuat kerja sama dengan pihak eksternal seperti pemasok, konsumen dan pemerintah, untuk memastikan bahwa kegiatan supply chain berkelanjutan dan bertanggung jawab.
  8. Memperbarui strategi secara berkala secara berkala untuk menyesuaikan dengan perubahan lingkungan dan kebutuhan bisnis. Ini akan memastikan bahwa perusahaan tetap memenuhi standar sustainability dan meningkatkan efisiensi operasi.

Menyusun strategi pengembangan sustainability untuk jangka panjang akan memungkinkan perusahaan untuk meningkatkan kinerja dan mengurangi dampak negatif dari kegiatan. Selain itu, strategi yang baik akan meningkatkan reputasi perusahaan dan meningkatkan kepercayaan dari stakeholder. Hal ini akan membuat perusahaan lebih kuat dalam menghadapi ketidakpastian dan meningkatkan kinerja jangka panjang.

Baca juga: Perencanaan dan Pemerintahan Kota Cerdas

Menggunakan teknologi untuk memantau dan meningkatkan kinerja Sustainability dalam Supply Chain

Menggunakan teknologi dapat membantu perusahaan dalam memantau dan meningkatkan kinerja. Beberapa teknologi yang dapat digunakan antara lain:

  1. Software analisis carbon footprint dapat digunakan untuk menghitung emisi gas rumah kaca yang dihasilkan oleh kegiatan supply chain. Ini akan membantu perusahaan untuk mengetahui tingkat emisi dan mengambil tindakan untuk mengurangi emisi.
  2. Sistem pemantauan lingkungan digunakan untuk memantau kualitas lingkungan seperti kualitas udara dan air, dan mengambil tindakan jika diperlukan.
  3. Sistem pengelolaan sumber daya untuk mengelola sumber daya seperti energi, air, dan bahan baku secara efisien.
  4. Software pengelolaan supply chain digunakan untuk mengelola seluruh proses supply chain, termasuk pemantauan kinerja pemasok dan pengiriman.
  5. Teknologi pengiriman ramah lingkungan untuk meningkatkan efisiensi pengiriman dan mengurangi dampak lingkungan, seperti drone atau kendaraan listrik.
  6. RFID dan IoT untuk memantau lokasi dan kondisi barang sepanjang supply chain, sehingga perusahaan dapat meningkatkan efisiensi dan mengurangi dampak lingkungan dari kegiatan transportasi.

Menggunakan teknologi yang tepat dapat membantu perusahaan dalam meningkatkan efisiensi operasi dan mengurangi dampak lingkungan dari kegiatan supply chain, serta mempermudah perusahaan dalam mengukur dan mengevaluasi kinerja sustainability.

Menyusun laporan dan melaporkan kinerja Sustainability dalam Supply Chain secara transparan

Menyusun laporan dan melaporkan kinerja sustainability dalam supply chain secara transparan merupakan hal penting dalam meningkatkan kepercayaan stakeholder dan meningkatkan reputasi perusahaan. Beberapa hal yang dapat dilakukan dalam menyusun laporan dan melaporkan kinerja sustainability dalam supply chain secara transparan antara lain:

  1. Menentukan indikator kinerja yang relevan untuk mengukur kinerja, seperti emisi gas rumah kaca, tingkat daur ulang, dan efisiensi energi.
  2. Mengumpulkan data yang relevan untuk mengukur kinerja, seperti data lingkungan, sosial, dan ekonomi.
  3. Menyusun laporan yang menjabarkan kinerja, termasuk data yang diperoleh dan analisis. Laporan harus mudah dipahami dan diakses oleh stakeholder.
  4. Melakukan pelaporan secara berkala seperti tahunan, kuartal atau bulanan, agar stakeholder dapat mengetahui kinerja sustainability secara up-to-date.
  5. Menyediakan informasi yang transparan dan mudah diakses mengenai kinerja, termasuk informasi tentang pemasok, kinerja lingkungan, dan kinerja sosial.
  6. Membuat laporan sesuai standar yang ditentukan seperti GRI ( Global Reporting Initiative) atau ISO 26000.

Melaporkan kinerja sustainability secara transparan akan meningkatkan kepercayaan stakeholder dan meningkatkan reputasi perusahaan, Ini juga akan membantu perusahaan dalam mengevaluasi kinerja sustainability dan mengambil tindakan korektif jika diperlukan.

Kesimpulan

Implementasi sustainability dalam supply chain merupakan hal yang penting untuk meningkatkan efisiensi operasi dan mengurangi dampak negatif terhadap lingkungan dan masyarakat. Beberapa langkah yang dapat dilakukan untuk meningkatkan kinerja sustainability dalam supply chain meliputi: mengidentifikasi faktor-faktor yang mempengaruhi sustainability, menganalisis dampak lingkungan dari kegiatan supply chain, mengimplementasikan praktik-praktik sustainable procurement, menyusun strategi pengembangan sustainability untuk jangka panjang, menggunakan teknologi untuk memantau dan meningkatkan kinerja sustainability dalam supply chain dan menyusun laporan dan melaporkan kinerja sustainability dalam supply chain secara transparan. Melakukan hal-hal tersebut akan membantu perusahaan dalam meningkatkan kinerja sustainability dan menjaga kepercayaan stakeholder serta meningkatkan reputasi perusahaan.

Semoga bermanfaat

Referensi

Bag, S., Telukdarie, A., Pretorius, J. C., & Gupta, S. (2018). Industry 4.0 and supply chain sustainability: framework and future research directions. Benchmarking: An International Journal.

Colicchia, C., Melacini, M., & Perotti, S. (2011). Benchmarking supply chain sustainability: insights from a field study. Benchmarking: an international journal.

Clift, R. (2004). Metrics for supply chain sustainability. Technological choices for sustainability, 239-253.

Giannakis, M., & Papadopoulos, T. (2016). Supply chain sustainability: A risk management approach. International Journal of Production Economics171, 455-470.

Gouda, S. K., & Saranga, H. (2018). Sustainable supply chains for supply chain sustainability: impact of sustainability efforts on supply chain risk. International Journal of Production Research56(17), 5820-5835.

Govindan, K., Azevedo, S. G., Carvalho, H., & Cruz-Machado, V. (2014). Impact of supply chain management practices on sustainability. Journal of Cleaner production85, 212-225.

Jadhav, A., Orr, S., & Malik, M. (2019). The role of supply chain orientation in achieving supply chain sustainability. International Journal of Production Economics217, 112-125.

Kusi-Sarpong, S., Gupta, H., & Sarkis, J. (2019). A supply chain sustainability innovation framework and evaluation methodology. International Journal of Production Research57(7), 1990-2008.

Bambang Niko Pasla

A seasoned writer in the fields of industry, business, and technology. Enjoys sports and traveling activities.