Guru Penggerak adalah guru-guru terbaik yang merasa memiliki tanggung jawab untuk memperbaiki sistem pendidikan di negara ini. Keberadaan mereka diharapkan menjadi pemimpin pendidikan masa depan yang mampu membawa kelahiran generasi Indonesia yang unggul.
“Apapun yang dilakukan oleh seseorang itu, hendaknya dapat bermanfaat bagi dirinya sendiri, bermanfaat bagi bangsanya, dan bermanfaat bagi manusia di dunia pada umumnya” – Ki Hajar Dewantara
Pengertian Guru Penggerak
Guru Penggerak adalah pemimpin dalam proses belajar-mengajar yang membantu pertumbuhan dan perkembangan siswa secara menyeluruh, aktif, dan proaktif, ia juga memotivasi guru lain untuk menerapkan pendekatan belajar yang berfokus pada siswa dan menjadi contoh dan agen perubahan dalam ekosistem pendidikan untuk mewujudkan profil siswa Pancasila yang ideal.
Baca juga: Profile Pelajar Pancasila: Pengertian, dan 6 Dimensi
Kreteria/ Persyaratan Menjadi Guru Penggerak
Kreteria tau persyaratan menjadi guru penggerak di bagi menjadi dua, yaitu kreteria umum dan kreteria seleksi:
Kriteria umum
- Guru yang merupakan ASN maupun NON-ASN, baik dari sekolah negeri maupun swasta, yang berada dalam jenjang pendidikan formal TK, SD, SMP, SMA, SMK, dan SLB yang memiliki surat ijin mengajar.
- Kepala sekolah yang belum memiliki Nomor Registrasi Kepala Sekolah (NRKS), baik yang memiliki status definitif sebagai ASN maupun NON-ASN, baik dari sekolah negeri maupun swasta, dalam jenjang pendidikan formal TK, SD, SMP, SMA, SMK, dan SLB.
- Memiliki profil guru di sistem informasi Data Pokok Pendidikan (Dapodik).
- Memiliki pendidikan minimum setara dengan gelar S1/D4.
- Memiliki pengalaman mengajar selama minimal 5 tahun.
- Memiliki masa tugas mengajar selama tidak kurang dari 10 tahun atau memiliki usia maksimal 50 tahun saat mendaftar.
Kreteria seleksi
- Menggunakan pendekatan belajar yang berfokus pada siswa.
- Memiliki kemampuan untuk fokus pada target atau sasaran.
- Memiliki keahlian untuk memotivasi dan memimpin orang lain dan kelompok.
- Memiliki kekuatan mental dan emosional yang kuat untuk mengatasi kesulitan dan tantangan.
- Memiliki kemampuan kepemimpinan dan bertindak secara mandiri.
- Memiliki kemampuan untuk mempelajari hal baru, menerima umpan balik, dan terus berkembang dan meningkatkan diri.
- Memiliki kemampuan berkomunikasi yang efektif dan memiliki pengalaman dalam membimbing dan mengembangkan orang lain.
- Memiliki stabilitas emosi dan berperilaku sesuai dengan norma dan etika yang berlaku.
Cara Daftar Guru Penggerak
Calon Guru Penggerak akan melalui seleksi dalam dua tahap. Tahap pertama adalah penyaringan melalui CV dan esai, dan jika lolos akan melanjutkan ke tahap kedua yaitu simulasi mengajar dan wawancara.
Kandidat yang lolos seleksi awal ini akan melanjutkan mengikuti program pendidikan kepemimpinan bernama Pendidikan Guru Penggerak untuk menghasilkan pemimpin pembelajaran yang ideal.
Baca juga: Meningkatkan Awareness Pancasila Bagi Generasi Muda
Program ini meliputi pelatihan daring, lokakarya, konferensi, dan pendampingan selama 6 bulan. Para peserta masih tetap menjalankan tugas mengajar sebagai guru selama program. Program akan diselenggarakan di daerah domisili masing-masing calon Guru Penggerak.
Baca juga: Application of Pancasila as the Ethical System of the Indonesian Nation
Setiap bulan akan diadakan Lokakarya Bersama di wilayah masing-masing. Tempat pelaksanaan Lokakarya akan disepakati bersama-sama dengan calon Guru Penggerak dan Pendamping.
Website pendaftaran: https://sekolah.penggerak.kemdikbud.go.id/gurupenggerak/
Program Guru Penggerak
Hasil yang diharapkan dari Program Pendidikan Guru Penggerak adalah Guru Penggerak mampu:
- Mengembangkan diri dan guru lain melalui refleksi, berbagi, dan kerjasama mandiri
- Memiliki kedewasaan moral, emosi, dan spiritual untuk berperilaku sesuai dengan kode etik
- Merancang, menjalankan, merefleksikan, dan mengevaluasi pembelajaran yang berfokus pada siswa dengan melibatkan orang tua
- Berkolaborasi dengan orang tua dan masyarakat untuk mengembangkan sekolah dan membentuk kepemimpinan siswa
- Mengembangkan dan memimpin upaya untuk mewujudkan visi sekolah yang berpihak pada siswa dan relevan dengan kebutuhan masyarakat di sekitar sekolah.
Tujuan Guru Penggerak
Guru penggerak mempunyai peran dan tugas sebagai berikat:
- Mendorong komunitas belajar bagi rekan guru di sekolah dan lingkungannya.
- Menjadi pengajar praktik bagi rekan guru lain untuk pengembangan pembelajaran di sekolah.
- Memacu peningkatan kepemimpinan siswa di sekolah.
- Menciptakan ruang diskusi positif dan kerjasama antar guru dan pemangku kepentingan di dalam dan luar sekolah untuk meningkatkan kualitas pendidikan.
- Menjadi pemimpin pendidikan yang memacu kesejahteraan ekosistem pendidikan di sekolah.
Keuntungan Menjadi Guru Penggerak
Ada banyak keuntungan yang bisa didapat oleh calon Guru Penggerak, baik selama proses pendidikan maupun setelah program selesai.
Calon Guru Penggerak dapat memperbaiki kemampuannya sebagai pemimpin pembelajaran yang memprioritaskan kepentingan murid. Selama program, calon Guru Penggerak akan dibimbing oleh instruktur, fasilitator, dan pengajar praktik yang berpengalaman.
Baca juga: Pokok Pikiran Pembukaan UUD 1945
Untuk menjadi Guru Penggerak, seseorang harus mengikuti program pendidikan selama enam bulan. Selama program berlangsung para peseta akan mendapatkan manfaat sebagai berikut:
- Peserta akan belajar dan meningkatkan kompetensinya sebagai pemimpin pembelajaran yang berpusat pada murid melalui Lokakarya Bersama,
- Pengalaman belajar mandiri dan kelompok, bimbingan/mentoring dari pengajar praktik (pendamping), dan memperoleh komunitas belajar baru.
- Setelah selesai program, peserta akan menerima sertifikat pendidikan 310 JP dan Sertifikat Guru Penggerak.
Perbedaan Guru Penggerak dan Sekolah Penggerak
Program Guru Penggerak bertujuan pada individu guru, sementara Program Sekolah Bergerak bertujuan pada organisasi sekolah.
Hasil dari Program Guru Penggerak adalah menghasilkan pemimpin pembelajaran yang menerapkan konsep merdeka belajar dan menggerakkan ekosistem pendidikan untuk memfokuskan pada pembelajaran murid.
Sedangkan Program Sekolah Bergerak fokus pada menciptakan sekolah yang mampu meningkatkan hasil belajar siswa secara holistik, termasuk kompetensi dan karakter, dengan SDM yang unggul seperti kepala sekolah dan guru.
Tantangan dan Hambatan Sekolah Penggerak
Berdasarkan hasil Penelitian ilmiah yang dilakukan oleh Bailah, salah satu Widyaiswara Ahli Utama Badan Pengembangan Sumber Daya Manusia (BPSDM) Provinsi Jambi, yang di publikasikan melalui Jurnal Prajiswara, ditemukan 3 faktor yang menjadi hambatan dan tantangan:
Komunikasi
Dalam hal komunikasi, tiga indikatornya masih menjadi hambatan. Indikator transmisi kurang efektif karena informasi yang diterima tidak lengkap dan utuh.
Indikator kejelasan juga mempersulit karena informasi tidak diterima dengan jelas oleh beberapa pihak. Indikator konsistensi pun mempersulit karena ada dua kepala sekolah yang mengaku informasi yang diterima tidak konsisten, meskipun mayoritas sudah konsisten.
Sumber daya
Dalam hal sumber daya, hanya indikator staf yang memiliki efek penghambat. Ketersediaan guru di sekolah masih menjadi kendala, baik dalam jumlah maupun kompetensi.
Terdapat kekurangan guru mata pelajaran tertentu serta banyak guru PNS yang akan memasuki masa pensiun. Adapun masalah lainnya pada indikator ini adalah kompetensi guru yang masih belum memadai.
Struktur birokrasi
Dalam hal struktur birokrasi, indikator SOP mempersulit implementasi karena ada beberapa bagian yang tidak dipahami dan belum memiliki petunjuk teknis, terutama dalam hal asesmen, penilaian, rapor, kurikulum, dan projek.
Kesimpulan
Guru penggerak dan sekolah penggerak adalah program yang bertujuan membantu perkembangan pendidikan di Indonesia. Guru penggerak berfokus pada pengembangan individu guru sebagai pemimpin pembelajaran yang mampu menerapkan konsep merdeka belajar dan memimpin ekosistem pendidikan untuk mencapai pendidikan yang berpusat pada murid.
Sedangkan sekolah penggerak berfokus pada pengembangan sekolah sebagai tempat belajar yang mampu menghasilkan siswa dengan kompetensi dan karakter unggul. Namun, dalam implementasi kedua program ini, masih terdapat hambatan seperti masalah komunikasi, sumber daya, dan struktur birokrasi.
Oleh karena itu, penting bagi pihak terkait untuk memperbaiki dan mengatasi hambatan tersebut agar program guru penggerak dan sekolah penggerak dapat berjalan dengan efektif dan efisien.
Referensi
https://sekolah.penggerak.kemendibud.go.id
Bailah, B., & Pasla, B. N. (2021). The Challenges of Driving School Principals in Implementing New Paradigm Learning. Jurnal Prajaiswara, 2(2), 92-114.
Mulyasa, H. E. (2021). Menjadi guru penggerak merdeka belajar. Bumi Aksara.
Sibagariang, D., Sihotang, H., & Murniarti, E. (2021). Peran guru penggerak dalam pendidikan merdeka belajar di indonesia. Jurnal Dinamika Pendidikan, 14(2), 88-99.