11 Jenis Interpersonal Skill dan Cara Mengembangkannya

Jenis Interpersonal Skill 

Jenis Interpersonal Skill – Dalam dunia profesional, kemampuan teknis saja tidak cukup. Ada faktor lain yang sering kali justru lebih menentukan seberapa jauh seseorang bisa berkembang dalam kariernya, yaitu interpersonal skill. Kemampuan ini mencakup berbagai aspek dalam berinteraksi dengan orang lain, mulai dari cara berkomunikasi hingga menyelesaikan konflik.

11 Jenis Interpersonal Skill 

Berikut adalah 11 jenis interpersonal skill yang wajib kamu kuasai jika ingin sukses di dunia kerja, lengkap dengan penjelasan mendalam dan cara mengembangkannya.

1. Komunikasi Efektif

Komunikasi adalah fondasi dari semua hubungan, baik di lingkungan profesional maupun personal. Namun, banyak orang mengira bahwa komunikasi yang baik hanya berarti pandai berbicara. Padahal, komunikasi efektif mencakup beberapa elemen penting:

Pertama, kemampuan menyampaikan ide dengan jelas dan terstruktur, tanpa berbelit-belit. Kedua, mendengarkan secara aktif, bukan sekadar menunggu giliran untuk berbicara. Ketiga, membaca bahasa tubuh lawan bicara, karena komunikasi nonverbal sering kali menyampaikan lebih banyak makna daripada kata-kata. Keempat, menyesuaikan gaya komunikasi sesuai situasi, apakah itu formal, kasual, atau persuasif.

Contoh penerapannya di dunia kerja saat kamu melakukan presentasi. Tidak hanya sekadar menjelaskan data, kamu juga perlu memastikan bahwa audiens benar-benar memahami apa yang kamu sampaikan. Salah satu triknya adalah dengan mengecek pemahaman mereka melalui pertanyaan seperti, “Apakah penjelasan ini sudah jelas?”

2. Empati

Banyak orang mengira bahwa empati sama dengan simpati, padahal keduanya berbeda. Simpati hanya berarti merasa kasihan terhadap orang lain, sementara empati adalah kemampuan untuk benar-benar memahami emosi orang lain seolah-olah kamu mengalaminya sendiri.

Empati sangat penting di dunia kerja karena beberapa alasan. Pertama, membantumu menghadapi klien yang frustrasi tanpa memperkeruh situasi. Kedua, memudahkan kerja tim, karena kamu bisa memahami tekanan yang dialami rekan kerja. Ketiga, membuatmu lebih peka terhadap feedback, sehingga kamu tidak langsung bersikap defensif saat menerima masukan.

Cara melatih empati antara lain dengan berusaha melihat situasi dari sudut pandang orang lain sebelum bereaksi, menanyakan pada diri sendiri “Kira-kira, apa yang mereka rasakan sekarang?”, serta menghindari kalimat menghakimi seperti “Kamu seharusnya…” dan menggantinya dengan “Aku mengerti kenapa kamu merasa begitu…”

3. Negosiasi

Banyak orang beranggapan bahwa negosiasi hanya diperlukan oleh tim marketing atau sales. Kenyataannya, setiap hari kita melakukan negosiasi, mulai dari meminta deadline lebih longgar kepada atasan, menentukan pembagian tugas dalam tim, hingga memilih tempat makan saat makan siang bersama rekan kerja.

Negosiasi yang baik bukan tentang menang atau kalah, melainkan mencari solusi yang menguntungkan semua pihak (win-win solution). Beberapa strategi untuk melakukan negosiasi efektif antara lain:

  • Fokus pada kepentingan, bukan posisi. Misalnya, alih-alih mengatakan “Saya tidak bisa kerja lembur”, lebih baik sampaikan “Aku butuh waktu tambahan untuk memastikan hasil maksimal. Apakah deadline bisa diundur?”
  • Gunakan data dan fakta, bukan emosi.
  • Jangan takut dengan keheningan. Terkadang, diam justru membuat lawan bicara lebih fleksibel dalam memberikan respons.

4. Kolaborasi

Kolaborasi adalah inti dari dunia kerja modern. Namun, bekerja dalam tim tidak selalu mudah. Seringkali muncul konflik, miskomunikasi, atau perbedaan gaya kerja yang bisa menghambat produktivitas.

Agar kolaborasi berjalan lancar, ada beberapa hal yang perlu diperhatikan. Pertama, hindari sikap egois dengan merasa “saya lebih tahu”, karena setiap orang memiliki kelebihan dan keunikan masing-masing. Kedua, jelas dalam mendelegasikan tugas, pastikan semua anggota tim memahami tanggung jawab mereka. Ketiga, hargai kontribusi orang lain, sekecil apa pun itu.

Sebagai contoh, dalam sebuah proyek, mungkin ada anggota tim yang cenderung pendiam. Alih-alih menganggapnya tidak berkontribusi, cobalah untuk secara khusus meminta pendapatnya. Bisa jadi dia memiliki ide brilian tetapi kurang percaya diri untuk menyampaikannya.

5. Kepemimpinan (Leadership)

Kepemimpinan sering dikaitkan dengan posisi manajerial, padahal setiap orang membutuhkan leadership, bahkan untuk memimpin dirinya sendiri. Kemampuan ini penting untuk berbagai situasi, seperti mengambil inisiatif saat tim mengalami kebuntuan, memotivasi rekan kerja, atau bertanggung jawab atas kesalahan yang terjadi tanpa menyalahkan orang lain.

Beberapa cara untuk mengasah kepemimpinan antara lain:

  • Jadilah problem solver, bukan penghasut masalah.
  • Berani mengambil keputusan, meskipun itu tidak populer.
  • Lead by example—jangan meminta orang lain melakukan sesuatu yang kamu sendiri tidak mau lakukan.

6. Manajemen Konflik

Konflik di tempat kerja adalah hal yang wajar. Yang tidak wajar adalah menghindari konflik atau membiarkannya menggrogoti dinamika tim.

Strategi untuk menyelesaikan konflik secara efektif meliputi:

  • Jangan menganggap konflik sebagai masalah personal. Fokus pada isu profesional, bukan hubungan pribadi.
  • Cari solusi, bukan kambing hitam.
  • Gunakan pendekatan “Aku”, misalnya “Aku merasa tidak diikutkan dalam keputusan ini” alih-alih “Kamu selalu mengabaikan pendapatku!”

7. Kecerdasan Emosional (EQ)

Kecerdasan emosional (EQ) sering dianggap lebih penting daripada IQ di dunia kerja. Alasannya, orang dengan EQ tinggi tidak mudah tersulut emosi, mampu membaca suasana hati tim, dan lebih tahan terhadap tekanan.

Cara meningkatkan EQ:

  • Kenali emosi sendiri. Sebelum marah, tanyakan “Apa yang sebenarnya membuatku kesal?”
  • Latih kesabaran. Hitung sampai 10 sebelum bereaksi.
  • Amati reaksi orang lain. Pelajari apa yang membuat mereka senang atau kesal.

8. Persuasi

Persuasi adalah kemampuan meyakinkan orang lain tanpa terkesan memaksa. Ini berguna untuk meyakinkan atasan menyetujui proposal, membuat klien memilih produkmu, atau mengajak tim mendukung ide baru.

Rahasia persuasi efektif:

  • Bangun kredibilitas. Orang tidak akan mendengarkanmu jika tidak percaya padamu.
  • Gunakan storytelling. Data penting, tetapi cerita lebih mudah diingat.
  • Tunjukkan manfaat untuk lawan bicara, bukan hanya untuk dirimu sendiri.

9. Adaptabilitas

Dunia kerja terus berubah, dan adaptabilitas adalah kunci untuk tidak tertinggal. Kemampuan ini mencakup cepat mempelajari skill baru, tetap produktif di tengah perubahan, dan tidak panik saat menghadapi masalah tak terduga.

Tips meningkatkan adaptabilitas:

  • Terima feedback dengan lapang dada. Kritik adalah bahan pembelajaran.
  • Keluar dari zona nyaman. Cobalah tugas baru meskipun awalnya tidak nyaman.
  • Kembangkan growth mindset yakin bahwa kemampuan bisa terus berkembang.

10. Etika Kerja

Etika kerja mencakup tepat waktu, menghormati hierarki, dan kejujuran dalam bekerja. Orang dengan etika kerja baik dipercaya atasan dan disukai rekan kerja.

11. Toleransi

Di era globalisasi, kamu akan bekerja dengan orang dari berbagai latar belakang. Toleransi berarti tidak memaksakan pendapat pribadi, menghargai perbedaan budaya, dan tidak terlibat gosip atau diskriminasi.

Perusahaan modern sangat menghargai keragaman. Jika kamu bisa bekerja sama dengan siapa pun, kariermu akan lebih lancar.

Penutup

Tidak peduli apakah kamu introvert atau ekstrovert, bahwa jenis interpersonal skill bisa dikembangkan. Mulailah dari skill yang paling kamu butuhkan, lalu praktikkan setiap hari.

Ingat, hard skill membuatmu dipekerjakan, tetapi soft skill membuatmu dipromosikan. Jadi, jangan hanya fokus pada kemampuan teknis—asah juga cara berinteraksi dengan orang lain.

Sebagai catatan tambahan, situsasi di atasi tidak dalam pola permainan NPD dan para Flying Monkey ya.

Baca juga:

Referensi

  1. Nauryzbayeva, G., Mazhitova, L., & Revalde, G. (2020). Technical competencies as an individual characteristic of the personality of a future specialist. https://doi.org/10.51916/AKSH.2020.V01I01.002
  2. Wilson, R. S., Smith, N. M. A., Bedo, B. L. de S., Aquino, R., Moura, F. A., & Santiago, P. R. P. (2020). Technical skill not athleticism predicts an individual’s ability to maintain possession in small-sided soccer games. https://doi.org/10.1080/24733938.2020.1780468
  3. Monica, A., Ritonga, S., & Suhairi, S. (2022). Pengaruh Komunikasi Interpersonal Skill terhadap Dunia Kerja. Dakwatussifa Journal of Da Wah and Communication. https://doi.org/10.56146/dakwatussifa.v1i1.15
  4. Astuti, E. D., Yuliana, D., Efendi, A. S., Budiasningrum, R. S., Rosita, R., & Setiawan, J. (2023). Keterampilan Interpersonal Skill dalam Dunia Kerja. Cakrawala. https://doi.org/10.30640/cakrawala.v2i2.972
  5. Bambang Niko Pasla, Martha Sari Ayu, Fathiyah Fathiyah, Bailah, B. ., Fahmi Rasid, & Ubaidillah, U. . (2022). Leadership style types: The Importance of Organizational Culture and Change Management. Jurnal Prajaiswara3(2), 105–115. https://doi.org/10.55351/prajaiswara.v3i2.45
Please follow and like us:
Scroll to Top