Budaya Kerja: Pengertian, Tujuan, dan Contoh

Setiap karyawan ingin bekerja di perusahaan yang menerapkan budaya kerja yang sehat, karena akan menciptakan suasana positif dan meningkatkan produktivitas. […]

Setiap karyawan ingin bekerja di perusahaan yang menerapkan budaya kerja yang sehat, karena akan menciptakan suasana positif dan meningkatkan produktivitas. Namun hal tersebut, perlu proses dan sumber daya manusia yang terlibat untuk membentuk budaya kerja yang sehat dan baik.

Pengertian Budaya Kerja

Beberapa ahli dari berbagai bidang, baik akademisi maupun praktisi, memberikan definisi yang berbeda-beda tentang budaya kerja. Sulakso (2002) menyatakan bahwa budaya kerja adalah cara kita melakukan tugas di lingkungan kerja, yang dapat menghasilkan perbedaan dalam cara bekerja yang menghasilkan beragam nilai yang sesuai untuk diterapkan dalam organisasi.

Baca juga: Budaya Organisasi: Pengertian, Jenis, dan Contoh

Mangkunegara (2005) menganggap budaya kerja sebagai perangkat asumsi atau sistem keyakinan, nilai, dan norma yang dikembangkan dalam suatu organisasi yang dapat digunakan sebagai dasar tingkah laku anggota untuk mengatasi masalah adaptasi eksternal maupun integrasi internal.

Baca juga: VOSviewer: Bibliometric Analysis Tools for Industry 4.0 and Supply Chain

Berdasarkan pendapat Sulaksono dan Mangkunegara, dapat ditarik kesimpulan bahwa budaya kerja adalah sikap atau perilaku yang berkembang dan berlangsung dalam suatu organisasi lingkungan kerja yang diciptakan untuk meningkatkan kinerja karyawan yang lebih produktif dan membantu perusahaan untuk mencapai visi dan misi serta mengatasi tantangan di masa yang akan datang.

Tujuan Budaya Kerja

Tujuan budaya kerja adalah menciptakan lingkungan kerja yang positif dan produktif, dapat mendukung karyawan untuk bekerja dengan baik dan mencapai tujuan perusahaan, berikut ini merupakan tujuan utama dari budaya kerja antara lain:

Meningkatkan motivasi karyawan

Seiring dengan meningkatkan motivasi akan berimbas pada peningkatkan produktivitas karyawan dalam bekerja.

Menciptakan kesetiaan karyawan

Kesetiaan karyawan yang tinggi terhadap perusahaan akan berdampak terhadap turunnya turnover pada karyawan di perusahaan tersebut.

Menciptakan kolaborasi yang efektif

Dapat menciptakan kolaborasi yang efektif antar karyawan dan meningkatkan kerja sama tim di perusahaan.

Meningkatkan komunikasi

Meningkatkan komunikasi antar karyawan akan meningkatkan efektivitas kerja dalam menyelesaikan pekerjaannya masing-masing baik dalam kerja individu maupun dalam kerja sebagai tim.

Meningkatkan inovasi dan adaptasi

Kreativitas dan inovasi karyawan yang meningkat dapat membuat perusahaan lebih adaptif terhadap persaingan dan perubahan lingkungan bisnis.

Meningkatkan kesetaraan dan keadilan

Meningkatnya Kesetaraan dan keadilan di perusahaan oleh pimpinan dalam pengambilan keputusan dan dalam interaksi antar anggota organisasi.

Contoh Budaya Kerja

Menyadur dari Organizational Culture assesment Instrument (OCAI), budaya kerja dibagi dalam lima jenis dengan pejelasannya sebagai berikut:

Berfokus pada kinerja (performance-oriented culture)

Budaya yang menempatkan kinerja individu atau tim sebagai fokus utama untuk mencapai target yang ditentukan dan berkontribusi secara signifikan terhadap kesuksesan perusahaan. Budaya ini menitikberatkan pada hasil akhir, menghargai prestasi individu atau tim, dan memberikan insentif dan reward bagi yang berhasil mencapai target yang ditentukan.

Berfokus pada kekeluargaan (family-oriented culture)

Budaya kekeluargaan menempatkan perasaan saling mengenal dan perasaan saling memiliki sesama anggota organisasi sebagai fokus utama. Dalam budaya ini, individu diharapkan untuk merasa seperti di rumah dan merasa dihargai sebagai bagian dari keluarga besar organisasi.

Baca juga: Perbedaan Pemimpin dan Manajer Dalam Dunia Kerja

Budaya ini mengharuskan perusahaan memperhatikan kesejahteraan karyawannya, dan memberikan kesempatan karyawan untuk mengejar keseimbangan antara kerja dan keluarga. Budaya ini menyebabkan karyawan merasa terlalu nyaman dan kurang motivasi untuk meningkatkan kinerja.

Berfokus pada inovasi dan risiko (innovation and risk-taking culture)

Budaya ini menempatkan inovasi dan keberanian dalam mengambil risiko sebagai fokus utama. Individu diharapkan untuk terus mencari cara untuk meningkatkan proses, produk, atau layanan perusahaan dan tidak takut untuk mengambil risiko dalam proses itu.

Baca juga: Wawasan Nusantara: Pengertian, Tujuan, dan Kedudukan

Budaya ini menitikberatkan pada pemikiran kreatif dan pengembangan ide baru, dimana perusahaan sering memberikan kesempatan kepada karyawan untuk mengembangkan ide dan mencoba hal baru dan memberikan insentif kepada karyawan yang berhasil mengembangkan inovasi yang sukses.

Berfokus pada kesetaraan dan keadilan (equality and fairness culture)

Budaya yang menempatkan kesetaraan dan keadilan dalam pengambilan keputusan dan dalam interaksi antar anggota organisasi sebagai fokus utama. Dalam budaya ini, semua individu diharapkan untuk diakui atas kontribusi mereka tanpa ada diskriminasi berdasarkan faktor-faktor seperti ras, jenis kelamin, orientasi seksual, atau latar belakang.

Berfokus pada konservatisme dan stabilitas (conservatism and stability culture)

Budaya yang menempatkan konservatisme dan stabilitas sebagai fokus utama. Individu diharapkan untuk menghormati tradisi dan norma yang ada, serta menghindari perubahan yang radikal.

Budaya ini membuat perusahaan lebih stabil dan mengurangi risiko kerugian finansial, namun juga dapat membawa efek negatif terhadap inovasi dan adaptasi perubahan dilingkungan bisnis.

Kesimpulan

Budaya kerja yang baik dan sehat dapat membuat perusahaan menjadi lebih produktif, inovatif, adaptif, inklusif, kompetitif dan sehat akan membuat karyawan merasa lebih nyaman, aman, dan dihargai di tempat kerja. Dimana hal ini dapat menciptakan lingkungan kerja yang positif dan meningkatkan kinerja perusahaan secara keseluruhan, namun untuk menciptakannya tidak selalu mudah dan memerlukan komitmen yang konsisten dari perusahaan dan karyawan.

Semoga bermanfaat

Referensi

Arianto, D. A. N. (2013). Pengaruh kedisiplinan, lingkungan kerja dan budaya kerja terhadap kinerja tenaga pengajar. Jurnal Economia9(2), 191-200.

Fralinger, B., & Olson, V. (2007). Organizational culture at the university level: A study using the OCAI instrument. Journal of College Teaching & Learning (TLC)4(11).

Silvia, S., Bagia, I. W., & Cipta, W. (2019). Pengaruh kompetensi dan budaya kerja terhadap kinerja karyawan. Jurnal Manajemen Indonesia7(1), 9-16.

Suwondo, C., & ASMI, P. (2012). Penerapan budaya kerja unggulan 5S (seiri, seiton, seiso, seiketsu, dan shitsuke) di Indonesia. Jurnal magister manajemen1(1), 29-48.

Please follow and like us:
WhatsApp
URL has been copied successfully!
Scroll to Top