Blended learning-Teknologi yang terus berkembang membuat sistem pendidikan di Indonesia menjadi lebih baik dan lebih maju dibandingkan negara lain. Sistem pendidikan yang awalnya hanya menggunakan metode konvensional kini telah beralih ke metode yang lebih modern yang menggunakan teknologi digital. Proses belajar mengajar yang dulunya hanya terbatas di ruang kelas saat ini dapat dilakukan tanpa terikat oleh ruang dan waktu. Walaupun dengan situasi pandemi saat ini yang berangsur-angsur hilang, pembelajaran daring menjadi model yang harus digunakan.
Perbedaan Blended Learning dan Hybrid Learning
Blended learning dan hybrid learning adalah dua model pembelajaran yang mengkombinasikan pembelajaran daring dan tatap muka, namun memiliki perbedaan dalam cara penerapannya.
Pengertian Blended Learning
Blended learning artinya model pembelajaran yang menggabungkan pembelajaran daring dan tatap muka secara bersamaan. Dalam model ini, seorang ASN yang sedang mengkuti Pelatihan Kepemimpinan Pengawas (PKP) atau Pelatihan Kepemimpinan Administrator (PKA) di Badan Pengembangan Sumber Daya Manusia dapat belajar baik di Instansi masing-masing maupun di rumah dengan menggunakan berbagai sumber belajar seperti buku, video, dan aplikasi pembelajaran daring.
Baca juga: Connected papers Untuk Penelitian Akademik
Model ini memungkinkan untuk belajar secara fleksibel dan menyesuaikan dengan kecepatan belajar masing-masing. Metode ini juga memungkinkan para pengajar untuk memberikan dukungan dan bimbingan yang lebih personal serta membuat proses belajar menjadi lebih efektif dan efisien.
Pengertian Hybrid Learning
Hybrid learning artinya model pembelajaran yang mengkombinasikan pendekatan pembelajaran tatap muka, pembelajaran berbasis komputer, dan pembelajaran berbasis online dalam satu sistem. Dalam model ini, ASN yang mengikuti pelatihan peningkatan kompetensi dapat belajar dengan cara yang lebih fleksibel dan menyesuaikan dengan kecepatan belajar masing-masing.
Baca juga: Smart ASN BerAHLAK
Hybrid learning mengintegrasikan cara-cara belajar yang berbeda seperti pembelajaran tatap muka, pembelajaran berbasis komputer, dan pembelajaran berbasis online seperti internet dan mobile learning. Hal ini memungkinkan seorang ASN untuk belajar dengan cara yang beragam dan menyesuaikan dengan kebutuhan belajar masing-masing.
Blended Learning Menurut Para Ahli
Berikut ini pengertian berdasarkan pendapat dari para ahli, beriku penjelasannya:
Thorne (2013)
Thorne dalam penelitiannya menyatakan bahwa blended learning merupakan model pembelajaran yang mengkombinasikan pembelajaran daring dan tatap muka secara bersamaan. Dalam model ini, siswa dapat belajar baik di sekolah maupun di rumah dengan menggunakan berbagai sumber belajar seperti buku, video, dan aplikasi pembelajaran daring.
Mosa (dalam Rusman, 2011)
Blended learning merupakan model pembelajaran yang mengkombinasikan dua unsur utama yaitu pembelajaran tatap muka di kelas dan pembelajaran online. Dalam model ini, siswa dapat belajar dengan memanfaatkan jaringan internet dan berbasis website. Beberapa teknologi media yang diterapkan dalam metode ini meliputi email, streaming video, kelas virtual, dan lain-lain.
Michael Horn
Seorang peneliti dari Clayton Christensen Institute, blended learning dapat membantu siswa untuk belajar dengan cara yang lebih efektif dan efisien karena akan memberikan siswa kesempatan untuk belajar dengan cara yang berbeda dan menyesuaikan dengan kebutuhan belajar masing-masing.
Dr. Clark Aldrich
Blended learning dapat membantu siswa untuk belajar dengan cara yang lebih interaktif dan menyenangkan, hal ini karena metode tersebut menyediakan berbagai sumber belajar yang dapat digunakan siswa, seperti buku, video, dan aplikasi pembelajaran daring.
Contoh Pembelajaran Blended Learning
Contohnya, saat ASN belajar menggunakan dua pendekatan sekaligus, yaitu dengan mengikuti pembelajaran daring dan juga tatap muka melalui video conference. Pengajar akan memberikan materi pembelajaran seperti modul atau video sebelum kelas tatap muka dimulai, sehingga dapat mempelajarinya sebelum berkumpul dengan pengajar tersebut. Saat kelas tatap muka berlangsung, pengajar akan menyampaikan poin penting dari materi tersebut dan berinteraksi langsung melalui video conference.
Baca juga: Pelayanan Prima: Pengertian, Jenis, dan Contoh
Widyaiswara BPSDM Provinsi Jambi selama masa pademi Covid-19, dalam melakukan pendidikan dan pelatihan baik itu Latsar CPNS, PKP, PKA dan pelatihan peningkatan kompetensi lainnya menggunakan metode pembelajaran blended learning. Salah satu hasil penelitian ilmiah yang dilakukan oleh Lailatul Isnaini terkait Latsar CPNS di Kabupaten Kerinci menyimpulkan bahwa metode tersebut memungkinkan ASN untuk berinteraksi dengan pengajar meskipun tidak melakukan pembelajaran tatap muka tetap dapat bertanya dan berdiskusi dengan mengenai materi yang dibahas sehingga proses pembelajaran dengan lebih efektif.
Baca juga: Smart ASN Menunjang Transformasi Birokrasi 4.0
Jika tidak dapat mengikuti kelas daring melalui Zoom atau Meet, dapat menonton rekaman kelas yang dibagikan oleh pengajar. Dengan cara ini, yang tidak dapat hadir dalam kelas daring tidak akan ketinggalan pelajaran dengan teman-temannya karena dapat menonton rekaman kelas yang diberikan oleh pengajar sampai benar-benar paham dengan materi yang diberikan.
Kesimpulan
Blended learning adalah model pembelajaran yang menjadi solusi ketika tidak dapat melakukan kegiatan pembelajaran tatap muka. Model ini mengkombinasikan pembelajaran daring dan tatap muka, memberikan keuntungan bagi pengajar maupun seorang ASN, hal ini sudah diterapkan di Badan Pengembangan Sumber Daya Manusia (BPSDM) Provinsi Jambi selama pandemi Covid-19. Namun, dalam menerapkan model ini, ada beberapa tantangan yang harus dihadapi seperti kurangnya fasilitas yang diperlukan, kecepatan koneksi internat, ruang yang kurang memadai, kemampuan mengaplikasikan software dan lain-lain. Oleh karena itu, selain harus didukung dengan fasilitas yang mumpuni agar pembelajaran dapat berlangsung efektif, perlu peningkatan skill dapat mengoperasikan aplikasi yang mendukung kegiatan belajar mengajar agar dapat tercapai tujuan pembelajaran atau pelatihan yang diharapkan.
Semoga bermanfaat
Referensi
Affiani, M. (2021). Participant’s Perceptions of the Implementation of Basic Training (Latsar) for Civil Servants with the Bleended Learning Model in Batanghari Regency in 2021. Jurnal Prajaiswara, 2(2), 115-126.
Masfifah, M., Isnaini, L., & Istikomah, I. (2022). Implementation of Basic Training (Latsar) for Candidates for Civil (CPNS) Bleended Learning Pattern in Kerinci District. Jurnal Prajaiswara, 3(1), 9-27.
Graham, C. R. (2006). Blended learning systems. The handbook of blended learning: Global perspectives, local designs, 1, 3-21.
Heinze, A., & Procter, C. T. (2004). Reflections on the use of blended learning.
Sharma, P. (2010). Blended learning. ELT journal, 64(4), 456-458.
Tayebinik, M., & Puteh, M. (2013). Blended Learning or E-learning?. arXiv preprint arXiv:1306.4085.